SOLOPOS.COM - Ilustrasi pelajar SMA/SMK. (freepik)

Solopos.com, SOLO — Badan Kerja Sama Kepala Sekolah Menengah Atas atau BKS SMA Swasta Solo menyebut sistem zonasi pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sebenarnya justru menjadi peluang sekolah swasta. Namun, ternyata sejumlah SMA swasta mengalami penurunan jumlah murid yang diterima pada tahun lalu.

Hal itu disampaikan salah satu pengurus BKS SMA Swasta Kota Bengawan, Sutana, kepada Solopos.com, Minggu (12/6/2022). Sutana tidak menjelaskan berapa jumlah sekolah yang mengalami penurunan jumlah murid serta rata-rata jumlah peserta didik baru di tiap ekolaha. Dia hanya menyebut jumlah SMA swasta di Solo ada 24 sekolah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kami menyampaikan kepada sekolah sejak awal untuk promosi lebih dini melalui berbagai kegiatan atau program unggulan sekolah masing-masing. Tapi yang paling utama sekolah swasta itu memberikan pelayanan prima kepada siswa maupun orang tua,” katanya.

Sutana menjelaskan promosi bisa dilakukan dengan melalui media sosial, media massa, dan laman resmi. Adanya program unggulan serta pelayanan terbaik kepada siswa dan orang tua harapannya bisa menarik lulusan SMP ke sekolah swasta di Solo.

“Dengan adanya zonasi sebenarnya yang diuntungkan swasta tapi kalau swasta tak memiliki program unggulan yang menarik, siswa SMP dan orang tua siswa tak akan percaya. Peluang kami sekolah swasta ya dengan program unggulan dan pelayanan prima,” papar Sutana yang juga sebagai Kepala Kepala SMA Batik 1 Solo.

Baca Juga: PPDB SMA/SMK Negeri Tahun Ini Berbeda Lho Lur, Tak Ada Penjurusan!

Menurutnya, tidak banyak perubahan mengenai aturan PPDB SMA dan SMK negeri 2022 dibandingkan tahun lalu. Salah satu perbedaannya berupa jalur afirmasi yang dulunya untuk siswa miskin dan anak tenaga kesehatan. Sekarang ditambah anak yatim, piatu, dan yatim piatu yang orang tuanya meninggal dunia akibat Covid-19.

Program-Program Unggulan

“Swasta harus pandai mencari celah untuk promosi yang terbaik dengan program-program unggulan. Kalau sudah melayani anak maksimal pasti promosi paling utama dari orang tua dan siswa,” paparnya.

Dia menjelaskan sejumlah sekolah swasta di Solo yang telah memiliki program unggulan sejak awal sudah terpenuhi kuota siswa barunya. Sekolah swasta lain membutuhkan waktu untuk memenuhi jumlah siswa sesuai kuota sekolahnya.

Baca Juga: Catat Lur! Ini Jadwal & Cara Daftar PPDB SMA dan SMK Negeri Jateng 2022

“Kami melihat tahun ini tak ada penutupan sekolah swasta meskipun jumlah siswanya turun. Pandemi kami mencoba semua tetap berjalan. Tahun ini sudah mulai PTM [pembelajaran tatap muka] harapannya sekolah swasta bisa memanfaatkan peluang-peluang yang ada. Bisa melalui jalur di luar zonasi atau langsung ke SMP-SMP,” jelasnya.

Menurutnya, SMA swasta dan SMP swasta merapatkan barisan supaya lulusan SMP swasta bisa melanjutkan pendidikan ke SMA swasta. SMA dan SMP yang satu atap atau satu lembaga tidak masalah namun butuh upaya lebih bagi SMA swasta yang tidak memiliki SMP.

Sutana mengatakan SD dan SMP swasta banyak yang lebih baik dibandingkan SD dan SMP negeri. Sejumlah SMA swasta telah menyiapkan diri supaya lebih baik dari SMA negeri dengan program unggulan.

Baca Juga: Lengkap! Ini Daftar SMA Swasta per Kecamatan di Solo

“Sehingga nantinya bisa menjadi tujuan utama bagi sekolah SMP terutama yang pengen bagaimana dengan prestasinya, program untuk kuliahnya, atau kegiatan-kegiatan yang menarik,” ungkapnya.

Daya Tampung SMA/SMK Negeri

Sutana mengatakan sejumlah SMA swasta telah memiliki program unggulan ke luar negeri. Dia berharap program semacam itu membantu promosi SMA swasta di Kota Solo.

Sebelumnya, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII Provinsi Jawa Tengah, Suratno, mengatakan SMAN/SMKN di Jateng hanya mampu menampung sekitar 41 persen calon peserta didik (CPD) dari jumlah total lulusan SMP/MTs negeri dan swasta. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi sistem zonasi Penerimaan Peserta Didik Baru atau PPDB.

Baca Juga: Tak Ada SMA Negeri, Berikut Daftar SMA Swasta di Pasar Kliwon Solo

Suratno mencontohkan pada tataran Provinsi Jateng, lulusan SMP/MTs negeri dan swasta se-Jateng mencapai 500.000 peserta didik. Sementara daya tampung SMAN/SMKN se-Jawa Tengah hanya 216.000 kursi.

Di Kota Solo, ada lebih dari 11.000 siswa lulusan SMP/MTs negeri dan swasta pada tiap tahunnya. Sementara daya tampung SMAN/SMKN yang ada di Solo sekitar 8.000 saja. Hal tersebut menunjukkan ruang ketertampungan CPD di SMAN/SMKN masih kurang.

“Kota Solo lulusan SMP ada 11.000 lebih. Kemudian daya tampung SMAN/SMKN hanya 8.000-an. Artinya tidak seluruh lulusan SMP bisa tertampung di SMA/SMKN,” jelasnya, Jumat (27/5/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya