SOLOPOS.COM - Petugas BPBD Wonogiri mengambil barang milik negara berupa thermo gun di Kantor KPU Wonogiri, Jumat (8/1/2021). (Istimewa)

Solopos.com, WONOGIRI — Logistik alat pelindung diri  atau APD pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020 lalu selain thermogun masih ada sprayer dan baju hazmat, tetapi belum diketahui akan digunakan untuk apa.

Internal Komisi Pemilihan Umum atau KPU Wonogiri berbeda suara menyikapi perlakuan terhadap logistik tersebut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketua KPU Wonogiri, Toto Sih Setyo Adi, kepada Espos, belum lama ini, menyampaikan ada tiga logistik APD yang ditarik dari seluruh tempat pemungutan suara atau TPS setelah proses pilkada selesai, yakni pengukur suhu digital atau thermogun, sprayer atau alat penyemprot, dan baju hazmat atau pakain pelindung.

Seluruh thermogun berkondisi normal sebanyak 1.951 unit yang merupakan barang milik negara atau BMN sudah dihibahkan kepada Pemerintah Kabupaten Wonogiri, 8 Januari lalu. Sementara, sprayer dan hazmat masih disimpan di gudang.

Namun, Toto tak memerinci jumlah kedua jenis logistik APD tersebut. Dia hanya menyampaikan jumlah hazmat yang ditarik sudah tak utuh karena sebagian sudah dipakai. Hazmat yang ditarik hanya yang belum terpakai. Kelompok penyelenggara pemungutan suara atau KPPS yang memakai hanya sedikit. KPPS memakainya saat memfasilitasi pemungutan suara warga yang sedang menjalani isolasi mandiri dan pasien rumah sakit.

Baca jugaMenilik Kembali Aksi Bentrok Pesilat yang Bikin Mantan Kasatreskrim Polres Wonogiri 2 Tahun Menderita

Hanya Puluhan

Informasi yang dihimpun Solopos.com, sebelumnya kebutuhan hazmat untuk pilkada 2020 lalu sebanyak 2.023 potong dengan alokasi satu potong/TPS dan sprayer sebanyak 2.369 unit.

“Kalau hazmat dan sprayer ada di KPU enggak akan kepakai. Kami rencananya menghibahkan, tapi masih menunggu penyelesaian administrasi oleh kuasa pengguna barang, Sekretaris KPU Wonogiri. Kalau perintah KPU pusat jelas, yakni dihibahkan,” kata Toto.

Sekretaris KPU Wonogiri, Supardi, menjelaskan mengatakan seusai ketentuan logistik APD yang menjadi BMN hanya thermogun. Alhasil, barang yang dapat dihibahkan hanya alat tersebut. Selebihnya, hazmat, sprayer, dan lainnya adalah barang habis pakai.

Prinsipnya, penggunaan logistik APD selain thermogun sudah selesai di tingkat TPS. Namun, memang ada logistik APD yang telanjur dikembalikan kepada KPU, seperti hazmat dan sprayer. Menurut Supardi yang dikembalikan kepada KPU jumlahnya tak banyak, yakni hanya puluhan potong hazmat dan ratusan sprayer.

“Perlakuan terhadap logistik APD selain thermogun tanpa pencatatan, karena tidak kami pertanggungjawabkan. Itu karena logikanya logistik itu sudah habis dipakai di TPS. Sebenarnya kalau enggak kembali ke KPU enggak masalah. Tapi ternyata ada logistik yang dikembalikan,” ulas Supardi.

Baca jugaHati-Hati Lur! Jalan Sragen-Masaran Banyak Lubang, Bisa Bikin Celaka

Hazmat dan Sprayer

Dia melanjutkan apabila ada logistik APD sisa atau bekas pakai tetapi berkondisi baik, pemerintah desa dapat memanfaatkannya. Contohnya, jika ada sisa masker dapat dibagikan kepada warga yang lupa membawa masker saat mengakses layanan di kantor desa. Demikian halnya dengan ember atau jenis logistik APD lainnya.

Terpisah, mantan Ketua Panitia Pemungutan Suara atau PPS Desa Ngambarsari, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Wonogiri, Retno Budi Prasetya, mengatakan logistik APD hazmat, sprayer, dan ember dari seluruh TPS di Ngambarsari sudah diserahkan kepada Panitia Pemilihan Kecamatan atau PPK. Dia menyerahkan karena ada perintah dari PPK. Logistik APD jenis lainnya sudah habis pakai saat pemungutan suara, 9 Desember 2020.

Sementara itu, mantan Ketua PPK Karangtengah, Habib Erdi Efendi, mengaku sudah menyerahkan seluruh hazmat dan sprayer dari PPS kepada KPU. Dia menyebut seluruh PPK melakukan hal sama karena ada perintah penarikan oleh KPU. Hanya ember yang belum diserahkan. Rencananya ember akan diserahkan kepada desa-desa di Karangtengah agar dimanfaatkan.

Sebagai informasi, logistik pilkada dibagi menjadi dua, yakni logistik pemilihan dan logistik APD. Logistik pemilihan, seperti surat suara, kotak suara, bilik suara, dan sebagainya. Sementara, logistik APD seperti masker, sarung tangan, hazmat, faceshield, thermogun, dan lainnya. Anggaran untuk pengadaan logistik APD Pilkada Wonogiri 2020 lalu senilai Rp7,7 miliar.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya