Solopos.com, LOMBOK — Kawasan Lombok di Nusa Tenggara Barat akan menjadi tuan rumah perhelatan besar balap motor kelas dunia. Sirkuit Mandalika siap digunakan sebagai lintasan balap untuk World Superbike (WSBK) dan MotoGP. Lombok kini dipercantik dengan berbagai sarana dan prasarana pendukung.

PromosiBukan Mission Impossible, Garuda!

Di kawasan lingkar sirkuit Mandalika terdapat sejumlah penginapan berbagai tipe mulai dari tipe penginapan yang murah berjenis homestay dengan tarif berkisar mulai Rp55.000 hingga Rp700.000 -an per malam dan tipe penginapan yang premium seperti hotel-hotel berbintang dengan kisaran tarif lebih mahal mulai dari Rp800 ribuan hingga Rp3 jutaan per malamnya. Pihak Mandalika Hotel Associatiation (MHA) menyiapkan sekitar 1.000 kamar hotel untuk mengakomodir 1.250 orang kru hingga pembalap WSBK.

Ekspedisi Mudik 2024

 

Foto udara kompleks salah satu hotel di Kuta Beach Park the Mandalika, Praya, Lombok Tengah, NTB.  (Antara/Ahmad Subaidi)

 

Sejumlah wisatawan dari Jawa Tengah mengunjungi Pantai Tanjung Aan di Kuta, Lombok Tengah, NTB. (Antara/Ahmad Subaidi)

Selain Gili Trawangan dan Pantai Senggigi, Lombok juga memiliki wisata pantai lain yang juga tak kalah indahnya. Desa Kuta dengan pasir putihnya terletak di pantai selatan Pulau Lombok. Dikelilingi oleh deretan perbukitan, pemandangan Pantai Kuta nampak indah dengan air laut yang biru. Saat cuaca cerah, puncak Gunung Rinjani yang jauh di utara juga dapat terlihat. Gunung Rinjani merupakan gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia dengan ketinggian 3,726 mdpl dan menjadi salah satu tempat wisata pegunungan favorit di NTB.

 

Siluet puncak Gunung Rinjani terlihat jelas saat matahari terbit dari kota Mataram, NTB. Gunung Rinjani yang terletak di bagian utara pulau Lombok merupakan gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia dengan ketinggian 3,726 mdpl dan menjadi salah satu tempat wisata pegunungan favorit di NTB. (Antara/Ahmad Subaidi)

 

Lombok menawarkan berbagai kerajinan khas, seperti kain tenun tradisional Sasak di Dusun Adat Sade, Desa Rambitan, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB. Kain tenun songket dan tenun ikat tradisional Sasak dijual mulai harga Rp250.000 hingga Rp1 juta tergantung jenis dan ukuran kain.

Tak kalah menariknya adalah kesenian tradisional Sasak yaitu Presean yang dimainkan dua orang disebut pepadu. Mereka bertarung saling memukul dengan tongkat yang terbuat dari rotan.

 

Perajin membuat kain tenun tradisional Sasak di Dusun Adat Sade, Desa Rambitan, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB. (Antara/Ahmad Subaidi)

 

Dua orang pepadu” (pemain presean) bertarung saling memukul dengan tongkat yang terbuat dari rotan saat pertunjukan Presean di persawahan Desa Merembu, Kecamatan Labuapi, Lombok Barat, NTB. (Antara/Ahmad Subaidi)

Pemandangan alam persawahan yang indah terdapat di Desa Wisata Tetebatu di Kecamatan Sikur, Lombok Timur, NTB. Desa Tetebatu yang memiliki keunggulan wisata alam air terjun, bumi perkemahan, wisata ramah lingkungan serta budaya terpilih menjadi nominasi mewakili Indonesia dalam ajang lomba Desa Wisata Terbaik (Best Tourism Village) yang diselenggarakan Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO).

 

Foto udara suasana persawahan Desa Wisata Tetebatu di Kecamatan Sikur, Lombok Timur, NTB. Desa Tetebatu terpilih menjadi nominasi mewakili Indonesia dalam ajang lomba Desa Wisata Terbaik (Best Tourism Village) yang diselenggarakan Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO). (Antara/Ahmad Subaidi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Rekomendasi