SOLOPOS.COM - Kover film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI. (istimewa/wikipedia)

Solopos.com, SOLO — Peristiwa G30SPKI menjadi sejarah kelam Bangsa Indonesia. Bahkan, kejadian pada 1965-1966 itu diangkat dalam sebuah film berjudul Penumpasan Pengkhianatan G30SPKI yang sinopsis atau jalan ceritanya menarik untuk diulas.

Dalam film garapan Arifin C Noer tersebut mengangkat kisah peristiwa kelam yang terjadi pada 30 September 1965. Film ini baru diproduksi pada 1984, atau sekitar 19 tahun setelah kejadian kelam itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Skenario Penumpasan Pengkhianatan G30SPKI didasarkan pada sebuah buku tahun 1968 yang ditulis oleh sejarawan militer Nugroho Notosusanto dan penyidik Ismail Saleh berjudul Tragedi Nasional Percobaan Kup G30S/PKI di Indonesia.

Mengutip situs resmi BKPP Kabupaten Demak, sinopsis film Penumpasan Pengkhianatan G30SPKI berkisah tentang kudeta seputar 30 September 1965 yang dilakukan oleh Kolonel Untung, Komandan Batalyon Cakrabirawa.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Sinopsis Smile, Film Horor Menakutkan yang Teror Bioskop Hari Ini

Film ini berlatar belakang peristiwa, rencana kudeta, serta penculikan para jenderal. Dalam peristiwa G30SPKI, tujuh jenderal terbunuh, salah satunya adalah Brigadir Jenderal Donald Isaac Pandjaitan. Pada 30 September 1965, sekelompok tentara mengepung sebuah rumah di Jalan Hasanuddin 53, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Mereka mengepung dengan membawa senjata laras panjang. Sang pemilik rumah, seorang perwira TNI Angkatan Darat yang saat itu sedang berada di sebuah kamar di lantai 2 terlihat biasa saja.

Dalam sinopsis film Penumpasan Pengkhianatan G30SPKI itu, dengan mengenakan seragam militer lengkap, Brigadir Jenderal Donald Isaac Pandjaitan berkaca ke sebuah cermin di lemari besar.

Baca Juga: Hari Kesaktian Pancasila Diperingati 1 Oktober, Bukan Hari Libur Nasional

Beberapa kali ia merapikan seragamnya agar tidak terlihat kusut. Tentara sudah mulai masuk dan menguasai lantai satu rumah. Tembakan pun dilepaskan. Ada beberapa perabot rumah jadi sasaran tembakan. Istri dan anak DI Pandjaitan yang juga berada di lantai 2 semakin ketakutan.

Seorang asisten rumah tangga melaporkan bahwa dua keponakan DI Pandjaitan berada di lantai satu, yaitu Albert dan Viktor terkena tembakan. Namun DI Pandjaitan tetap tenang. Pandjaitan kemudian turun ke lantai 1 yang dikuasai oleh para tentara dengan langkah perlahan. Pasukan tentara yang mengepung rumah Pandjaitan disebut berasal dari satuan Cakrabirawa, pasukan khusus pengawal Presiden Soekarno.

Saat sudah berada di hadapan para tentara, Pandjaitan diminta untuk segera naik ke truk yang akan mengantarkannya ke Istana. Mereka mengatakan bahwa Jenderal berbintang satu itu dipanggil oleh Presiden Soekarno karena kondisi darurat.

Baca Juga: Biaya Isi Bensin Full Tank Mobil Avanza dengan BBM Jenis Pertalite dan Pertamax

Dalam sinopsis film Penumpasan Pengkhinatan G30SPKI, sebelum itu Pandjaitan menyempatkan diri untuk berdoa yang menyebabkan para tentara semakin marah.

Seorang tentara memukulkan senjata, tapi oleh Pandjaitan ditepis sebelum menghantam wajahnya. Tentara yang lain marah. Asisten IV Menteri/Panglima Angkatan Darat itu ditembak hingga meninggal dunia.

Baca Juga: Urutan Doa dan Zikir Setelah Salat Lima Waktu Menurut NU

Jenazah Pandjaitan kemudian dimasukkan dalam truk dan dibawa pergi. Darah dari pria kelahiran Balige, Sumatera Utara itu berceceran di teras rumah. Penembakan itu disaksikan oleh putri sulungnya, Catherine. Setelah gerombolan tentara pergi, ia mendatangi tempat ayahnya ditembak.

Catherine memegang darah ayahnya dengan penuh haru dan mengusapkannya ke wajah. Itulah merupakan salah satu adegan yang diceritakan dalam sinopsis film Penumpasan Pengkhiatan G30SPKI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya