SOLOPOS.COM - Pertemuan tahunan Menteri Perekonomian ini diakhiri oleh penandatanganan Joint Report to the Leaders. (Istimewa)

Solopos.com, SINGAPURA — Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia dan Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura, Rabu (14/7/2021), menyelesaikan pembahasan enam kelompok kerja. Ini menjadi materi Leader’s Retreat Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Lee Hsien Loong yang diharapkan bisa dilaksanakan tahun ini.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto memimpin Pertemuan Tingkat Menteri Enam Kelompok Kerja Bilateral Singapura – Indonesia bersama Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gan Kim Yong, di Singapura. Fokus dalam pertemuan ini adalah terkait perkembangan kerja sama di Kawasan Batam-Bintan-Karimun (BBK). Juga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) lainnya, investasi, transportasi, pariwisata, tenaga kerja, dan agribisnis.

Promosi BRI Borong 12 Penghargaan 13th Infobank-Isentia Digital Brand Recognition 2024

Kedua Menteri berharap enam bidang kerja sama bisa menjadi motor pertumbuhan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Rencana kerja yang telah disepakati diharapkan bisa meningkatkan investasi dan memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

Baca juga: Pemerintah Siapkan Bansos 11.212 Ton Beras, Sopir Hingga Kuli Bangunan Bakal Dapat

Ekspedisi Mudik 2024

Menteri Gan Kim Yong menerangkan, peningkatan investasi untuk membuka lapangan kerja akan menjadi modal bagi pemulihan ekonomi pasca pandemi di Singapura dan Indonesia. Menko Airlangga pun menyambut baik peluang peningkatan investasi, mulai dari energi hijau, e-commerce, data center, hingga carbon trading.

Kedua Menteri juga membahas pentingnya green economy sebagai upaya untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Salah satu peluang kerja sama antara Indonesia dan Singapura adalah pengembangan green economy.

Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan PP No. 41 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas. Ini merupakan aturan pelaksanaan dari UU Cipta Kerja. PP tersebut bertujuan meningkatkan kemudahan pelayanan, kelancaran dan pengawasan arus lalu lintas barang masuk atau keluar dari Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.

Baca juga: Kasus Covid-19 Lewati India, Indonesia Disorot Media Asing 

Peresmian Nongsa Digital Park

“Kawasan BBK dipersiapkan menjadi hub logistik internasional. Untuk mendukung integrasi dan persaingan industri, perdagangan, maritim, dan pariwisata,” jelas Menko Airlangga

Pemerintah juga meresmikan Nongsa Digital Park, untuk mendukung teknologi digital di Kawasan BBK, Maret 2018. Nongsa Digital Park merupakan proyek utama yang dipergunakan sebagai hub digital antara Indonesia dan Singapura. Saat ini, Nongsa Digital Park memiliki sekitar 160 perusahaan dengan 1000 pekerja dari perusahaan lokal maupun perusahaan asing.

Indonesia dan Singapura juga telah menandatangani 29 Perjanjian Kerja Sama (MoU) terkait peningkatan kapasitas tenaga kerja. Antara lain melalui pembahasan manajemen rantai pasokan, keahlian ekonomi digital, teknologi finansial, analisa data, pariwisata dan hospitality, kebudayaan dan obat-obatan.

Baca juga: Singapura Jadi Salah Satu Negara Mitra Ekonomi Utama Indonesia

Pembahasan agribisnis, fokus pada komitmen kedua negara untuk mengembangkan kerja sama dalam sub-kelompok kerja pertanian. Juga hasil laut dan perjanjian sanitari dan fitosanitari (sanitary and phytosanitary) berdasarkan World Trade Organization (WTO).

Target Singapura “30 by 30” yaitu memenuhi sendiri kebutuhan gizi 30% pada 2030. Untuk itu Indonesia dan Singapura berkomitmen bekerja sama untuk proyek pengembangan agribisnis di Kawasan BBK. Dengan tujuan ekspor produk pertanian ke Singapura.

Investor Singapura nantinya akan mengembangkan sistem pertanian pintar (smart farming system). Untuk memproduksi buah-buahan, sayuran dan produk lainnya yang sesuai dengan kebutuhan pasar Singapura. “Dalam proyek ini, Indonesia akan menyediakan sumber daya lahan, tenaga kerja dan teknologi. Sehingga proyek ini dapat segera terlaksana,” ujar Menko Airlangga.

Baca juga: Presiden Percayakan Pemberlakuan PPKM Darurat ke Airlangga Hartarto

Pariwisata Singapura dan Indonesia

Menteri Gan Kim Yong juga menyampaikan, meskipun pandemi berdampak sangat berat bagi sektor pariwisata kedua negara. Kondisi ini dapat dimanfaatkan untuk membangun dan meningkatkan infrastruktur serta kapasitas sumber daya manusia di bidang pariwisata.

Menteri Gan juga mengimbau pentingnya safe cruise control agar negara-negara di kawasan regional dapat menyamakan standar prosedur dan kesehatan untuk wisata cruise. Mengingat Indonesia juga merupakan destinasi favorit. Kedua negara juga membahas kemungkinan pembentukan travel bubble sebagai pilot project. Kedua Menteri sepakat untuk membentuk micro travel bubble antara Singapura dengan kawasan di dalam pulau Bintan, seperti Lagoi.

Pembentukan micro travel bubble ini jika berjalan dengan baik, dapat ditingkatkan ke dalam area yang lebih besar. Melalui micro travel bubble ini, wisatawan dapat saling berkunjung secara aman dan nyaman, sebagai upaya menumbuhkan kembali wisata dan ekonomi. Pembahasan lanjutan micro travel bubble masih akan dilakukan, agar dalam pelaksanaannya nanti tidak akan berdampak buruk bagi kesehatan.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya