SOLOPOS.COM - Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Irwan Hidayat menjelaskan pembuatan iklan Kuku Bima Energi—salah satu produk unggul Sido Muncul—di Danau Rawapening, Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jateng, Kamis (20/7/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Zuhdiar Laeis)

Sido Muncul memanfaatkan panorama Rawapening yang kini masih diganggu eceng gondok sebagai lokasi pembuatan iklan.

Semarangpos.com, UNGARAN — PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul memanfaatkan keindahan panorama Rawapening sebagai lokasi pembuatan iklan terbaru Kuku Bima Energi—salah satu produk unggulan pabrik jamu tersebut. Menghadapi kenyataan danau itu terganggu eceng gondok, Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat ingin tanaman pengganggu itu dimanfaatkan menjadi bahan bakar.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Irwan Hidayat selaku direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul bahkan mengatakan ingin seluruh danau di Indonesia bersih dari tanaman eceng gondok yang menjadi problem bagi ekosistem di sekitarnya, termasuk pendangkalan. “Dimulai dari Danau Rawapening di Ambarawa, Kabupaten Semarang hingga danau-danau lainnya yang problemnya eceng gondok,” katanya saat ditemui di Danau Rawapening, Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (20/7/2017).

Kehadiran Irwan dalam rangka pengambilan gambar atau syuting iklan Kuku Bima Energi, salah satu produk unggulan Sido Muncul yang dibintangi Ade Rai dan mengambil lokasi di danau yang dikenal dengan legenda Baruklinting itu. Generasi ketiga pendiri Sido Muncul itu prihatin danau seluas 2.700 hektare itu kini 70% permukaannya tertutupi eceng gondok yang terus tumbuh tak terkendali dan menyebabkan pendangkalan yang parah.

“Upaya pembersihan dan pelatihan pemanfaatan eceng gondok selama ini belum mampu mengurangi tekanan populasi tanaman ini. Sebenarnya, eceng gondok ini bisa diolah menjadi bahan bakar alternatif,” katanya.

Sido Muncul, kata dia, telah melakukan penelitian dan berhasil mengolah tanaman eceng gondok menjadi produk bahan bakar padat, yakni briket atau biomassa yang berbentuk pellet untuk bahan bakar alternatif. “Pellet dari eceng gondok ini bisa menjadi bahan bakar pengganti minyak tanah maupun gas. Ya, sekaligus bisa membantu mengurangi populasi eceng gondok yang mengganggu ekosistem danau,” katanya.

Bahkan, kata dia, Sido Muncul sebelumnya juga telah memproduksi wood pellet dari bahan limbah padat jamu dan hasilnya sudah dipakai untuk bahan bakar boiler dalam proses produksi jamu. Untuk itulah, Irwan mendorong pemanfaatan eceng gondok yang selama ini banyak terdapat di danau di Indonesia, termasuk Rawapening untuk diolah menjadi energi baru terbarukan yang efektif dan efisien.

“Selama lima tahun ini, kebutuhan energi kami memakai limbah jamu 50% dan gas 50%. Limbah jamu diolah jadi wood pellet. Ternyata, [olahan] dari tanaman eceng gondok juga bisa,” katanya.

Masyarakat yang tinggal di sekitar Danau Rawapening bisa memanfaatkan peluang itu dengan mengolah eceng gondok menjadi bahan bakar yang nantinya akan dijual kepada kalangan industri di sekitar. “Ya, kan tidak hanya di Danau Rawapening. Dampak dari eceng gondok kan banyak dialami danau-danau lainnya yang ada di Indonesia. Salah satu solusinya, olah jadi bahan bakar,” pungkas Irwan.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya