SOLOPOS.COM - SD Djama'atul Ichwan Solo. (Solopos/Afifa Enggar Wulandari)

Solopos.com, SOLO — Situasi pandemi Covid-19 membuata sekolah termasuk SD Djama’atul Ichwan Solo terpaksa berganti-ganti metode pembelajaran, dari pembelajaran tatap muka (PTM) ke pembelajaran jarak jauh (PJJ), kembali ke PTM, dan seterusnya.

Proses pembelajaran di sekolah menjadi tak menentu sehingga sekolah mau tak mau harus mampu menyesuaikan model pembelajaran. Apakah akan menerapkan model PJJ atau PTM sekolah harus siap.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala SD Djama’atul Islam (SD DJI) Solo, Ghufron Ghazali, mengatakan banyak kekhawatiran muncul apabila model PJJ diterapkan. Salah satunya kekhawatiran apabila siswa merasa bosan sehingga sekolah harus mampu menciptakan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif.

Baca Juga: 100 Tahun SD Djama’atul Ichwan Solo, Dulu Sekolahan Anak Saudagar Batik

Ekspedisi Mudik 2024

“Tantangan kami adalah kami harus selalu berinovasi dan memeprtahankan ciri khusus model pembelajaran kami. Kami harus selalu siap dalam kondisi apa pun,” kata Ghufron.

Menciptakan pembelajaran yang tak membosankan bisa dilakukan salah satunya dengan membuat portal pembelajaran online yang komunikatif. Ghufron mengatakan SD Djama’atul Ichwan Solo menciptakan portal pembelajaran online bernama Sidjawara.

Pembelajaran Online

Portal ini diciptakan untuk mendukung model pembelajaran online. “Untuk menghadapi PJJ, kami memunculkan portal pembelajaran bernama Sidjawara atau Aplikasi DJI Juara,” kata Ghufron saat ditemui Solopos.com, Kamis (10/2/2022).

Baca Juga: Siswa SD Djama’atul Ichwan Ikuti Gema 100 Juta Telur

Ketika PJJ, guru-guru akan mengunggah materi pembelajaran dan ujian pada Sidjawara. Kemudian siswa-siswa di rumah dapat mengaksesnya. Selain itu, presensi siswa dapat dilakukan melalui portal tersebut.

Uniknya, tersedia presensi salat siswa saat PJJ. “Dari Sidjawara, orang tua atau anak bisa mengambil tugas dan materi dari situ. Guru mengunggah materi, kemudian mengintruksi anak-anak untuk membaca dan mengakses materi dari Sidjawara. Bisa dipakai untuk presensi pembelajaran sekolah dan presensi salat.” imbuhnya.

Selain guru dan siswa, kepala sekolah selaku supervisor di SD Djama’atul Ichwan Solo dapat memantau kinerja guru dan aktivitas siswa. Orang tua bisa memberikan umpan balik.

Baca Juga: Wow! Ada Kentungan dan Kaligrafi Buatan 1930-an di SD DJI Solo

Keaktifan Guru

Mereka dapat mengecek keaktifan guru melalui portal tersebut. Penilaian terhadap guru bisa dilakukan dengan melihat siapa yang tidak aktif memberikan materi. “Kami sebagai supervisor juga terbantu, kami bisa memantau,” ujarnya.

Selain penyediaan portal, inovasi pembelajaran saat PJJ dilakukan dengan mengaktifkan kanal Youtube. Untuk mengantisipasi agar siswa tak merasa bosan, konten yang disediakan harus sederhana dan berdurasi singkat.

Ghufron menambahkan sekolahnya bahkan melakukan inovasi melalui pengadaan studio mini yang dapat digunakan guru untuk memproduksi video pembelajaran.

Baca Juga: Siswa SD Djama’atul Ikhwan bersepeda bersama

“Agar pembelajaran online tak membosankan, kami sampai punya studio shooting sendiri ala-ala. Ruangan kosong kami beri green screen dan ada kamera. Guru-guru memproses video pembelajaran di ruangan tersebut,” katanya

Inovasi merupakan tantangan terbesar dunia pendidikan pada saat model pembelajaran di sekolaah tak tentu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya