SOLOPOS.COM - Petugas Satpol PP Boyolali melakukan sidak di Kebun Raya Indrikilo Boyolali. Satuan Polisi Pramong Praja (Satpol PP) Boyolali menggelar inspeksi mendadak (sidak) ke beberapa tempat wisata pada Minggu (26/12/2021). (Istimewa/Satpol PP Boyolali)

Solopos.com, BOYOLALI—Satuan Polisi Pramong Praja (Satpol PP) Boyolali menggelar inspeksi mendadak (sidak) ke beberapa tempat wisata pada Minggu (26/12/2021). Dari hasil sidak, ditemukan sejumlah objek wisata di Boyolali tidak menerapkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi.

Kasi Penindakan Satpol PP Boyolali, Tri Joko Mulyono, mengatakan bahwa temuan di beberapa tempat wisata terkait pengaplikasian PeduliLindungi masih sangat rendah.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Saat kita mengadakan sidak ke beberapa tempat wisata. Temuan di lapangan sangat memprihatinkan terkait pemakaian aplikasi PeduliLindungi. Petugas di tempat wisata memang sudah menyemprotkan hand sanitizer, mengharuskan pakai masker, mereka sudah menindaklanjuti itu dengan baik. Tapi untuk PeduliLindungi belum diterapkan dengan baik,” ujar Tri Joko saat dihubungi Solopos.com, Minggu (26/12/2021).

Baca Juga: Nuryanto Resmi Gantikan Setyo via PAW DPRD Wonogiri

Lebih lanjut, Tri Joko mengapresiasi sikap pengelola wisata yang telah menerapkan protokol kesehatan. Namun ia mengingatkan kepada pengelola tempat wisata mematuhi imbauan dari pemerintah.

“Kami mengimbau kepada pengelola tempat wisata, restoran dan tempat lainnya yang menimbulkan kerumunan untuk memakai aplikasi PeduliLindungi sesuai Surat Edaran (SE) Mendagri Nomor 440/7183/SJ tentang Pencegahan dan Penanggulangan Corona Virus Disease 2019 Varian Omicron serta Penegakan Penggunaan Aplikasi Pedulilindungi,” terang Tri Joko.

Lebih lanjut, Tri Joko mengingatkan pentingnya pemakaian PeduliLindungi di tempat keramaian, yaitu untuk memantau jumlah pengunjung di suatu tempat.

“Aplikasi PeduliLindungi selain untuk tracking dan tracing juga dapat digunakan untuk memantau kapasitas pengunjung di suatu tempat. Misalnya kapasitas di tempat wisata 500 orang, kemudian dari PeduliLindungi tercatat sudah 400 orang, maka nanti kami bisa mengingatkan pengelola wisata,” jelas Tri Joko.

Baca Juga: Waduh! Angka Perceraian di Klaten Tahun Ini Naik Tajam

Tri Joko mengingatkan jangan sampai barcode PeduliLindungi hanya jadi formalitas di tempat wisata. Namun, dari beberapa sidak yang dilakukan Satpol PP Boyolali, Tri Joko menganggap barcode hanya jadi pajangan.

“Kami melakukan sidak di banyak tempat wisata di Boyolali, ada di Kedung Ombo, Cengklik, Tlatar, Selo, Pengging, dan tempat wisata yang sekiranya ramai. Tapi kami melihat barcode yang ada hanya seperti pajangan. Di suatu tempat wisata itu berjubel, pas saya cek aplikasi yang scan hanya tiga orang,” katanya.

Lebih lanjut, Satpol PP Boyolali akan melayangkan surat teguran bagi tempat-tempat wisata yang tidak melaksanakan imbauan penggunaan aplikasi PeduliLindungi. “Tidak menutup kemungkinan nanti akan ada sanksi tegas seperti penutupan sementara bagi tempat wisata yang melanggar,” ujar Tri Joko.

Baca Juga: Tagih Pencairan Simpanan, Anggota Datangi KSP Sejahtera Bersama Klaten

 

Putar Balik

Pengelola Umbul Pengging, Wardoyo, mengaku akan menindaklanjuti hasil sidak Satpol PP Boyolali. Ia akan mengarahkan pengunjung untuk scan barcode sebelum masuk ke Umbul Pengging.

“Kami akan mengarahkan pengunjung untuk scan barcode. Tapi memang beberapa pengunjung memang tidak mau karena merasa sehat,” ujar Wardoyo saat ditemui Solopos.com pada Senin (27/12/2021).

Wardoyo mencontohkan pada saat Satpol PP sidak, banyak pengunjung yang memilih putar balik dengan berbagai alasan. “Ada yang tidak membawa handphone, ada yang tidak mau karena harus scan barcode, ada juga yang kendalanya sinyal. Jadi di sini sinyal susah, jadi untuk masuk PeduliLindungi ya susah,” kata Wardoyo.

Baca Juga: Ponggok Walker, Satu-Satunya Wahana Sea Walker Air Tawar di Dunia

Lebih lanjut, Wardoyo mengatakan petugas tempat wisata Umbul Pengging selalu mengecek suhu pengunjung, menyemprot hand sanitizer dan mewajibkan penggunaan masker untuk pengunjung.

“Kami menyadari memang untuk scan aplikasi PeduliLindungi masih menjadi PR bagi kami. Tapi kami bisa menggantinya dengan kartu vaksin,” kata Wardoyo.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya