SOLOPOS.COM - Suasana pendapa di Pura Mangkunegaran, Solo, Minggu (13/8/2021). (Solopos/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO — Wafatnya KGPAA Mangkunagoro (MN) IX, belum lama ini, membuka jalan regenerasi penguasa Mangkunegaran Solo. Muncul sejumlah harapan dari berbagai elemen masyarakat Soloraya terhadap sosok calon pemimpin tersebut.

Di antara kandidat penerus yang disebut-sebut publik, muncul dorongan agar siapa pun penguasa Mangkunegaran Solo kelak bisa disengkuyung bersama. Seperti disampaikan pegiat sejarah dan budaya Soloraya, Surojo, Selasa (21/9/2021).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Siapa pun yang telah ditentukan oleh keluarga besar Pura Mangkunegaran, semua pihak harus nyengkuyung agar fungsi Mangkunegaran sebagai lembaga pelestari budaya Jawa dapat berjalan secara maksimal,” ujarnya melalui pesan Whatsapp (WA) kepada Solopos.com.

Baca Juga: Mangkunagoro IX Tutup Usia, Ini Foto-Foto Perjalanan Hidupnya

Surojo berharap penguasa Pura Mangkunegaran Solo kelak bisa menjadikannya sebagai pusat pembelajaran seni dan budaya di luhung. Termasuk ketika harus bersinergi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo dalam melestarikan seni dan budaya.

“Aspek sinergitas dengan semua pemangku kepentingan, terutama Pemkot Solo sangat diperlukan. Sebab pemerintah sebagai pembina kemajuan budaya memiliki kewajiban itu. Semoga kapabilitas itu dipunyai penguasa Mangkunegaran,” katanya.

Punggawa Baku Kawandasa

Surojo juga menekankan pentingnya penguasa Pura Mangkuengaran Solo nanti tidak melupakan jasa para pahlawan yang dikenal dengan Punggawa Baku Kawandasa. Mereka adalah para pengawal Pangeran Sambernyawa atau Mangkunagoro I.

Baca Juga: Jenazah KGPAA Mangkunagoro IX akan Dimakamkan di Sebelah Timur Makam Mangkunagoro VIII

Mereka semua sudah meninggal dunia dan makamnya tersebar di Soloraya dan sekitarnya. Namun, menurut Surojo, makam Punggawa Baku Kawandasa paling banyak di Wonogiri. Karena jasa-jasanya, mereka diberi gelar “Joyo” di depan namanya.

Ihwal penerus penguasa Pura Mangkunegaran Solo, menurut Surojo, tidak selalu diberikan atau turun kepada anak. Melihat perjalanan sejarah itu, Surojo menekankan pentingnya kapabilitas sang penerus dalam mengelola Pura Mangkunegaran.

“Sosok yang mampu sebagai penjaga gawang adat dan budaya karena tantangan sekarang sangat berat. Keluarga besar Mangkunegaran perlu memikirkan siapa kah calon pengganti adat ini dengan melihat kredibilitas dan kapabilitasnya,” urainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya