SOLOPOS.COM - Ilustrasi kecerdasan buatan untuk layani utang online (Freepik)

Solopos.com, SOLO -- Teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) berkembang pesat di berbagai negara. Bahkan urusan persetujuan atau acc utang online tidak lagi ditangani manusia, namun robot dan mesin.

Hal ini sudah dikembangkan Moula, perusahaan rintisan di Australia. Mereka menerapkan kecerdasan buatan untuk layanan pengambilan keputusan kredit alias utang online secara real-time.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di samping itu, mereka juga memanfaatkan Azure dan machine learning yang dapat memprediksi kemungkinan terjadi kredit macet. Bukan tidak mungkin hal yang sama juga diterapkan di Indonesia pada perusahaan teknologi finansial (tekfin) yang menyediakan pinjaman atau utang online kepada masyarakat.

Uji Coba Terakhir, Persis Solo Pilih Klub Lokal Ketimbang Tim Liga 2

Di Indonesia, perkembangan teknologi itu pelan-pelan sudah mulai bergerak. Mesti kecepatannya tidak sehebat di negara-negara maju, tetapi mau tidak mau, Indonesia pasti akan memasuki era tersebut.

Presiden Direktur Microsoft Indonesia Haris Izmee sebagaimana dikutip dari laman indonesia.go.id, beberapa waktu lalu menyebutkan ada pemain baru di industri keuangan Indonesia yang telah menerapkan layanan berbasis teknologi.

Mereka cukup berhasil menjangkau pelanggan melalui kecerdasan buatan. Ini sekaligus menjadi tantangan bagi pemain lama untuk memanfaatkan data dan kecerdasan buatan demi meningkatkan daya saing. Perkembangan layanan utang online di Indonesia cukup pesat.

Masuknya teknologi kecerdasaan buatan, bisa membuat perusahaan yang menawarkan layanan pinjaman alias utang online bisa memangkas tenaga kerja. Hal ini bahkan akan merembet ke berbagai sektor lainnya.

Sering Main Tiktok, Ini Video Terakhir Anjanii Bee 

Sebuah laporan dari McKinsey, memprediksi berbagai sektor industri, terutama bagian teknik akan digantikan dan kecerdasan buatan dalam beberapa waktu ke depan. Proses automatisasi ini akan mengurangi kebutuhan tenaga kerja sampai 78%.

Bagian yang terkena dampak adalah pekerjaan pemrosesan data sekitar 69%, terutama yang terkait keuangan dan asuransi. Perusahaan yang melayani jasa utang online termasuk di bagian ini. Termasuk pula bagian yang memproses data calon nasabah utang online.

Cara Berpikir Manusia

Sementara itu, pekerjaan yang paling minim tergantikan oleh robot adalah yang berkaitan dengan cara berpikir manusia seperti memanajemen orang lain dan pengambilan keputusan.

”Menjelang 2030 robot dan kecerdasan buatan mulai menjadi sesuatu yang umum. Banyak perusahaan di dunia mulai bersiap memanfaatkan teknologi canggih tersebut. Automatisasi menjadi unsur yang acap kali digaungkan robot dan kecerdasan buatan.”

Managing Partner Indonesia and President-Director, McKinsey Indonesia Phillia Wibowo, mengatakan meningkatnya adopsi otomatisasi dan kecerdasan buatan akan mengubah dunia pekerjaan, termasuk di Indonesia.

Bayi Sragen Digigit Kutu Kucing Disarankan Amputasi 

”Secara global, McKinsey memperkirakan bahwa 60% dari semua pekerjaan, memiliki sekitar 30% aktivitas pekerjaan yang dapat diotomatisasi,” kata Phillia dalam paparannya di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Diperkirakan ada sekitar 23 juta lapangan?pekerjaan di Indonesia yang diproyeksi hilang pada masa depan. Namun, besarnya peluang ekonomi Indonesia untuk tumbuh di masa depan diproyeksi juga akan menciptakan 27 hingga 46 juta pekerjaan baru pada 2030.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya