SOLOPOS.COM - Gunung Semeru mengeluarkan material vulkanis yang terpantau dari Desa Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur, Senin (5/12/2022). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di radius 15 Km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu. ANTARA FOTO/Umarul Faruq/nym.

Solopos.com, LUMAJANG — Gunung Semeru kembali erupsi pada Jumat (13/1/2023). Gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukana laut (mdpl) itu erupsi dengan mengeluarkan asap yang ketinggiannya mencapai antara 500 hingga 1.000 meter.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Lumajang, Wawan Hadi Siswoyo, mengatakan berdasarkan laporan, letusan teramati sebanyak empat kali dengan ketinggian asap antara 500 sampai 1.000 meter.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Warna asap putih kelabu condong ke arah utara dan barat daya,” kata dia, Jumat.

Berdasarkan laporan tertulis petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur pada periode 13 Januari 2023 pukul 06.00-12.00 WIB menyebutkan secara visual juga teramati guguran sebanyak tiga kali dengan jarak luncur 800 meter ke arah Besuk Kobokan.

“Untuk aktivitas kegempaan tercatat letusan sebanyak 19 kali dengan amplitudo 13-22 mm, kemudian guguran sebanyak satu kali dengan amplitudo 4 mm, hembusan satu kali dengan amplitudo 3 mm, dan tektonik jauh sebanyak dua kali dengan amplitudo 10-20 mm,” tuturnya.

Ia menjelaskan aktivitas Gunung Semeru setiap hari mengalami erupsi dan hal tersebut merupakan hal yang wajar seiring dengan status gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut berada pada level III atau Siaga.

“Sejauh ini tidak ada dampak yang terjadi akibat erupsi Semeru yang mengeluarkan asap dengan ketinggian 1.000 meter, namun Tim Reaksi Cepat [TRC] terus memantau perkembangan di lapangan,” katanya.

Sesuai dengan rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, masyarakat juga dilarang melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

“Masyarakat diimbau tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu [pijar],” ujarnya.

Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya