SOLOPOS.COM - Seorang warga di RT 002/RW 002, Desa Beluk, Bayat mengamati aliran Sungai Dengkeng yang ada di belakang rumahnya, Sabtu (19/12/2020). (Solopos/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN – Warga di Kebon, Kecamatan Bayat, Klaten, rutin memantau aliran Sungai Dengkeng selama 24 jam. Pemantauan dilakukan guna mewaspadai terjadinya luapan air sungai ke permukiman warga.

Kepala Desa (Kades) Kebon, Kecamatan Bayat, Sukaca, mengatakan desanya berlokasi di bantaran Sungai Dengkeng. Hal itu mengakibatkan Desa Kebon menjadi daerah langganan banjir saat curah hujan tinggi. Daerah paling rawan terdampak luapan air Sungai Dengkeng berada di RW 001 dan RW 002 yang dihuni 90 kepala keluarga (KK).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Di daerah sini termasuk daerah langganan banjir. Setiap curah hujan tinggi dan ditambah kiriman air dari hulu [lereng Gunung Merapi], daerah sini sering banjir. Ketinggian air bisa mencapai di atas satu meter. Makanya, warga yang tinggal di bantaran sungai sering mengungsi. Di tengah kondisi seperti sekarang, kami terus memantau kondisi air di Sungai Dengkeng,” kata Sukaca, saat ditemui Solopos.com, Sabtu (19/12/2020).

Ekspedisi Mudik 2024

Emoh Diajak Bersetubuh, Pemuda Payakumbuh Tega Bunuh Pacar Lalu Perkosa Jasadnya

Sukaca mengatakan di desanya sudah dibentuk tim satgas siaga banjir. Total sukarelawan yang disiapkan memantau aliran air di Sungai Dengkeng Klaten di musim hujan mencapai 20 orang.

Selama memantau kondisi air, sukarelawan juga berkomunikasi dengan sukarelawan di bagian hulu Sungai Dengkeng. Hal itu termasuk menjalin komunikasi dengan sukarelawan di lereng Gunung Merapi.

“Jika terjadi banjir, biasanya surutnya juga cepat [hanya butuh sehari]. Di daerah rawan banjir di sini, sempat ada lahan milik warga yang tergerus aliran air di Sungai Dengkeng. Ada 6-8 pemilik sertifikat. Tapi, saat ini sudah bisa diatasi. Selain ada normalisasi, ada upaya lain untuk mencegah longsor dan banjir, seperti menanam vetiver, kolonjono, alang-alang, dan krangkungan [di pinggir sungai],” katanya.

Karantina Pemudik di Solo Technopark Dimulai Besok, Ini Syarat Agar Bisa Lolos

Daerah lain di Bayat, Klaten yang tergolong rawan banjir karena luapan air Sungai Dengkeng, yakni di RT 002/RW 002, Desa Beluk. Di lokasi ini terdapat beberapa rumah yang jaraknya terbilang sangat dekat dengan Sungai Dengkeng.

Saat hujan deras, luapan air Sungai Dengkeng masuk ke pekarangan rumah warga di Bayat, Klaten. Hal itu termasuk menggenangi jalan utama di kawasan RT 002/RW 002 Desa Beluk.

“Sungai Dengkeng itu lokasinya persis di belakang rumah saya [berjarak kurang lebih meter]. Di tahun 2016, saya sudah membuat talut permanen alias dicor. Saking derasnya arus, talut yang saya bikin itu sudah jebol. Jika terjadi hujan deras, biasanya saya begadang,” kata salah seorang warga RT 002/RW 002, Desa Beluk, yakni Danarto, 49.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya