SOLOPOS.COM - Bendera Korea Utara (Reuters)

Solopos.com, SEOUL — Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un bersedia memulihkan hubungan langsung antar-Korea yang terputus bulan depan.

Namun Kim menuduh Amerika Serikat mengusulkan pembicaraan tanpa mengubah “kebijakan bermusuhan” terhadap Korut. Hal itu diungkapkan media pemerintah Korut, KCNA pada Kamis (30/9/2021) seperti dilansir Antaranews.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam pidatonya di Majelis Tertinggi Rakyat, parlemen yang selalu menyetujui eksekutif di negara tertutup itu, Kim mengatakan ancaman militer AS dan kebijakan bermusuhan tetap tidak berubah di bawah pemerintahan baru Presiden Joe Biden.

Baca Juga: Akan Jadi Perdana Menteri Jepang, Ini Profil Fumio Kishida

Pemerintahan Biden mengatakan telah menghubungi Pyongyang untuk memecahkan kebuntuan atas pembicaraan yang bertujuan melucuti program nuklir dan misilnya dengan imbalan keringanan sanksi AS.

Namun Kim mengatakan tawaran berhubungan kembali dan dialog hanyalah “kedok” untuk kebijakan bermusuhan yang berkelanjutan.

Kim menyatakan kesediaannya untuk menyambungkan kembali hubungan langsung antar-Korea mulai Oktober sebagai bagian dari upaya mewujudkan harapan masyarakat akan hubungan yang lebih baik dan perdamaian abadi antara kedua pihak yang bersaing itu.

Korea Utara memutuskan hubungan langsung pada awal Agustus, hanya beberapa hari setelah membukanya kembali untuk pertama kalinya dalam setahun di tengah hubungan yang menegang.

Baca Juga: 16 Tahun Jadi Kanselir Jerman, Berapa Penghasilan Merkel Saat Pensiun?

Korut Uji Coba Rudal Hipersonik

Sebelumnya, Korut menembakkan rudal hipersonik yang baru dikembangkan yang ditembakkan Korea Utara di lepas pantai timurnya pada Selasa (28/9/2021).

Militer Korea Selatan sebelumnya mengatakan hal yang sama bahwa Korut menembakkan rudal ke perairan lepas pantainya.

Penembakan rudal itu terjadi setelah Korut mendesak Amerika Serikat dan Korsel untuk membuang “standar ganda” mereka tentang program senjata nuklir agar pembicaraan diplomatik dapat dimulai kembali.

Menurut laporan KCNA, pengembangan sistem senjata meningkatkan kemampuan pertahanan Korut. Pemimpin Korut Kim Jong Un tidak mengawasi peluncuran rudal tersebut, menurut laporan itu.

Baca Juga: Miliki Rp 2.860 Triliun, Elon Musk Kukuh Terkaya di Dunia

“Dalam uji peluncuran pertama, para ilmuwan pertahanan nasional mengonfirmasi kendali navigasi dan stabilitas rudal di bagian aktif,” kata laporan media Korea Utara itu.

KCNA menyebutkan bahwa rudal yang diberi nama Hwasong-8 itu diluncurkan dengan spesifikasi teknisnya, termasuk kemampuan manuver pemandu dan karakteristik terbang meluncur dari hulu ledak peluncur hipersonik yang terlepas.

Korut dan Korsel masing-masing meluncurkan rudal balistik pada 15 September, uji coba terbaru dalam “lomba senjata” di antara kedua negara yang dengan pesat mengembangkan senjata canggih mereka.

Sementara itu, upaya-upaya (diplomatik), yang telah dilakukan untuk mendorong pembicaraan dan meredakan ketegangan, terbukti sia-sia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya