SOLOPOS.COM - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI melakukan pembelian kembali saham (buyback) untuk memacu engagement karyawan. (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI melakukan aksi terbaru dengan melakukan pembelian kembali saham (buyback).

Diketahui melalui keterbukaan informasi yang diterbitkan pada 2 Februari 2023, buyback saham oleh BRI tersebut dilakukan sebesar-besarnya Rp1,5 triliun, dan dapat dilaksanakan secara bertahap maupun sekaligus.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Proses buyback ini diselesaikan paling lambat 18 bulan setelah tanggal RUPST Tahun 2023. Pengumuman aksi korporasi berupa buyback saham ini dilakukan setelah BRI menyelesaikan proses buyback senilai Rp3 triliun pada akhir Januari 2023.

Hal tersebut disampaikan oleh BRI melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 31 Januari 2023, yang menyatakan bahwa perseroan mengakhiri periode buyback lebih awal menjadi 26 Januari 2023.

Perseroan telah menyelesaikan buyback sebanyak 647.385.900 lembar saham dengan jumlah nilai sebesar Rp2.999.999.915.000 (tidak termasuk biaya komisi perantara perdagangan efek dan biaya lainnya).

Saham hasil buyback ini akan digunakan untuk pemberian reward dan insetif kepada pekerja maupun manajemen, sehingga lebih memacu sustainability kinerja Perseroan dalam jangka panjang.

Hingga akhir Kuartal III 2022 BRI Group mampu mencetak laba Rp39,31 triliun atau tumbuh 106,14% year on year (yoy) dengan total aset meningkat 4,00% yoy menjadi Rp1.684,60 triliun.

Ke depannya, Direktur Utama BRI Sunarso optimistis dapat terus menjaga kinerja positif. Optimisme tersebut didukung empat faktor utama sebagai syarat pertumbuhan.

“Empat faktor itu pertama bersumber dari pertumbuhan baru melalui integrasi holding ultramikro. Kedua, permodalan yang kuat, tercermin dari CAR BRI konsolidasian sebesar 26,14%. Lalu, ketiga, likuiditas yang memadai, dicerminkan dari LDR bank konsolidasian 88,51% dan yang terakhir quality of growth dengan rasio kredit macet atau nonperforming loan (NPL) 3,09% dan loan at risk (LAR) sebesar 19,28%,” jelasnya.

“Tujuan utama buyback diberikan kepada karyawan adalah untuk meningkatkan engagement karyawan. Karena dari sisi biaya untuk membeli [buyback] itu ada, kemudian dari sisi kebutuhan untuk mensejahterakan karyawan dengan memberikan saham ada, maka matching lah kira-kira. Duitnya ada, kebutuhannya juga ada, oleh karenanya kita lakukan,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya