Solopos.com, SRAGEN — Museum Sangiran menampilkan atraksi baru yang dipentaskan pegiat budaya setempat di Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Sragen setiap hari Minggu. Pentas budaya tersebut bertujuan untuk membantu pedagang setempat yang omsetnya menurun.

Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Sragen, Yuniarti, mengatakan ada komunitas Teater Sangir yang pentas secara swadaya di halaman museum.

Promosi Komeng The Phenomenon, Diserbu Jutaan Pemilih Anomali

Baca Juga: Harga Tiket Candi Borobudur dan Museum Sangiran, Bak Bumi dan Langit

Menurut Yuni, pentas seni yang kerap ditampilkan komunitas berupa tumbuk lesung dan karawitan dengan peralatan ringkas.

Tumbuk lesung selalu dibunyikan di awal pentas Dia mengaku sudah melaporkan Teater Sangir kepada Bupati Sragen. Pemkab Sragen bakal memberikan dukungan kegiatan kepada komunitas dengan cara Kepala Desa Krikilan mengirimkan proposal ke Pemkab Sragen.

Komunitas Teater Sangir diketahui dibentuk sejak 2013 bermula dari keprihatinan lesung yang dulunya menjadi alat penting untuk kebutuhan dapur namun menjadi tidak terpakai. Lesung dilestarikan dengan kegiatan seni.

Baca Juga: Situs Sangiran, Surganya Peneliti Fosil Manusia Purba

Pendiri Teater Sangir, Jumadi, 49, menjelaskan kegiatan itu merupakan kegiatan sukarela untuk mengenalkan seni tradisi juga untuk membantu pelaku usaha di Museum Sangiran. Pasalnya, parkir kendaraan pengunjung yang dipindahkan dari Museum Sangiran ke Sub Terminal Wisata Desa Krikilan atau sekitar 300 meter dari museum berdampak pada turunnya omzet pedagang.

Tercatat ada sekitar 12 pedagang yang menempati warung. Selain itu, ada puluhan pedagang souvenir yang menempati lapak Museum Sangiran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya