SOLOPOS.COM - Suhar, 38, warga Pojok Bantar, Pelembagdung, Karangmalang, Sragen, bermain-main dengan beruk yang ditemukan di situs Mbah Ageng Plumbungan, Karangmalang, Sragen, Jumat (29/10/2021). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN —Saat awal-awal pulang membawa beruk, Suhar menjadi perhatian warga. Ia berkisah ada yang mencoba mau mengambil beruk itu akhirnya urung. Dia menyampaikan beruk itu sempat ditawarkan ke pengelola kebun binatang, tetapi pihak kebun binatang tidak mau.

“Sempat ada orang Solo yang mau membelinya dengan harga Rp1 juta tetapi saya tidak mau. Saya dipesan Mbah Ageng untuk merawat beruk ini sebaik-baiknya karena bisa mendatangkan rezeki bagi keluarga saya,” katanya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kini, Suhar yang hidup dengan rumah sedehana itu tak lagi mencari rongsok untuk dijual. Saat awal-awal memiliki beruk itu, ada peningkatan pendapatan.

Baca Juga: Warga Pelemgadung Sragen Temukan Beruk di Situs Mbah Ageng

Biasanya jual barang rongsok hanya dapat Rp40.000/hari, saat itu bisa mendapat Rp200.000/hari.

“Sekarang saya menjadi buruh tani. Yakni, buruh mencangkul di sawah dengan upah Rp70.000/hari. Kalau tidak ada pekerjaan ya menganggur,” ujarnya.

Seperti diketahui, warga RT 005/RW 003, Dukuh Pojok Bantar, Desa Pelemgadung, Kecamatan Karangmalang, Sragen, Suhar, 38, menemukan beruk di situs Mbah Ageng. Lokasinya di wilayah Kelurahan Plumbungan, Karangmalang. Kejadian itu sekitar enam bulan lalu.

Suhar akrab dengan beruk yang diberi nama Paino itu. Beruk itu, menurut Suhar, bukanlah kera biasa. Tetapi kera yang didapatkan lewat firasat mimpi.

Baca Juga: Warga Sragen Punya Batu Aneh, dari Bengawan Solo dan Bisa Bikin Pingsan

Suhar, saat berbincang dengan wartawan, Jumat (29/10/2021), mengisahkan perjalanannya mendapatkan kera gemuk itu. Cerita Suhar berawal dari enam bulan yang lalu. Suhar biasa mencari barang rongsok di tempat pembuangan sampah sementara (TPS) di Bagan, Nglorog, Sragen.

Lokasi TPS tersebut terletak berdekatan dengan Situs Mbah Ageng karena hanya berbatasan dengan jalur rel double track dan saluran irigasi Dam Colo Timur. Kini, TPS itu sudah ditutup.

Suhar biasanya mencari rongsok pada malam hari. Ia sering istirahat di sebuah situs menyerupai makam di pinggir sungai kecil pada pukul 00.00 WIB, bahkan sampai pukul 03.00 WIB. Ia tak sekadar beristirahat, tetapi juga bertirakat (berdiam diri). Sering kali, Suhar ditemui sosok orang bertubuh tinggi besar dengan pakai serbahitam.

Baca Juga: Perempuan Indigo Sebut Ada Naga di Dalam Batu Aneh Yatman di Sragen

“Saya memang hidup susah. Saya jarang tidur di dalam rumah. Biasanya saya tidur di luar rumah. Pada malam Jumat Pon, saya bermimpi ditemui Mbah Ageng. Dalam mimpi itu, saya diminta mengambil hewan peliharaannya. Pada Jumat pagi, saya datang ke makam Mbah Ageng. Selama di tempat itu belum pernah melihat hewan apa pun. Sekitar pukul 11.30 WIB, saya lihat ada hewan seperti kambing. Begitu saya dekati ternyata beruk dengan bulunya yang mengembang,” kisah Suhar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya