SOLOPOS.COM - Danang Nur Ihsan (Solopos/Istimewa)

Penghentian siaran televisi analog atau analog switch off (ASO) dan bermigrasi ke TV digital yang mulai jalan Rabu (2/11/2022) menjadi babak baru bagi dunia pertelevisian di Tanah Air.

Migrasi yang sudah digadang-gadang sejak beberapa tahun lalu ini diyakini akan menjadi era baru bukan hanya bagi dunia dunia pertelevisian, namun industri telekomunikasi secara lebih luas.

Promosi Vonis Bebas Haris-Fatia di Tengah Kebebasan Sipil dan Budaya Politik yang Buruk

Hitungan yang paling simpel adalah bila satu stasiun TV analog menggunakan satu frekuensi, dalam TV digital satu frekuensi bisa digunakan untuk enam hingga 13 saluran televisi.

Ini artinya pita frekuensi bisa dihemat dan digunakan untuk kepentingan yang lain khususnya untuk mengembangkan koneksi Internet 5G dan lainnya. Sudah menjadi rahasia umum, kualitas koneksi Internet di Indonesia belum sepenuhnya merata. Baru sebagian kecil wilayah yang terjangkau 5G, sebagian 4G atau bahkan masih banyak yang 3G.

Atau bisa juga akan bermunculan stasiun TV baru seiring kian luasnya ruang siaran setelah ASO berjalan. Ini akan bisa menambah warna baru dunia pertelevisian Tanah Air.

Baca Juga: TV Swasta Bagikan 4,3 Juta STB Gratis, Begini Cara Memperolehnya

Bagi publik, migrasi TV digital ini memberikan standar kualitas gambar yang lebih jernih bila dibandingkan dengan TV analog. Keuntungan lainnya TV digital juga memiliki fitur pemancarluasan data untuk keperluan seperti peringatan dini kebencanaan, bahasa isyarat, dan informasi publik lainnya.

Itulah mengapa migrasi TV digital ini kerap disebut sebagai keniscayaan yang tidak dapat dihindari. Di banyak negara lain pun sama, bahkan banyak yang lebih dahulu melakukan migrasi. Diprediksi pada 2025, tidak ada lagi siaran TV analog di seluruh dunia.

Kini setelah migrasi TV digital mulai berjalan, what next? Ketika siaran TV sudah sepenuhnya bisa full HD, tantangan besar yang dihadapi berikutnya adalah soal bagaimana kualitas dan jenis program siaran televisi? Ini menjadi pertanyaan besar bagi pelaku industri pertelevisian di tengah perubahan perilaku masyarakat, khususnya dalam mengonsumsi media.

Beberapa warga Solo saat diwawancarai Solopos.com menyuarakan pendapat mereka bila migrasi TV digital harus diikuti dengan perbaikan program siaran televisi. Kualitas gambar siaran yang mumpuni—hasil dari migrasi TV digital—memang sudah selayaknya diikuti dengan perbaikan kualitas program siaran televisi.

Baca Juga: Begini Cara Mencari Sinyal TV Digital Pakai Set Top Box, Mudah Kok!

Tidak bisa dimungkiri, sebagian masyarakat mulai meninggalkan televisi atau setidaknya mulai jarang menonton televisi, salah satunya karena variasi atau kualitas program siaran yang dinilai belum sesuai ekspektasi masyarakat. Tentu faktor perubahan perilaku masyarakat paling memengaruhi.

Riset yang dilakukan Dewan Pers dan Universitas Mustopo Beragama pada 2021 menyebutkan televisi atau streaming berada di urutan kelima (10,23%) untuk jenis media yang dikonsumsi sehari-hari. Media baru seperti YouTube, WhatsApp, Instagram, dan media online atau siber yang berada di urutan pertama hingga keempat.

Dalam riset itu, sebagian besar masyarakat juga menonton televisi kurang dari dua jam yaitu sebanyak 37,5%. Bahkan ada 25% yang mengaku sudah jarang atau hanya sesekali menonton televisi.

Riset yang dirilis We Are Social 2022 juga hampir sama yaitu waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi (broadcast dan streaming) sekitar 2 jam 50 menit. Durasi nonton televisi ini kalah dari waktu yang digunakan untuk mengakses Internet yaitu 8 jam 36 menit atau waktu yang dihabiskan untuk berselancar di media sosial 3 jam 17 menit.

Baca Juga: Ini Delapan Konglomerat Pemilik Televisi Swasta Nasional di Indonesia

Perubahan perilaku masyarakat inilah yang harus dijawab para pelaku industri pertelevisian. Kualitas hingga variasi program siaran menjadi PR besar untuk menjaga minat publik menikmati televisi. Sayang rasanya bila peningkatan kualitas gambar siaran lewat hadirnya TV digital tidak disertai dengan meningkatkan kualitas program siaran televisi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya