SOLOPOS.COM - Kapolres Sragen AKBP Yuswanto Ardi (duduk sebelah kiri) menyampaikan keterangan pers terkait kasus baliho kontroversial yang menimbulkan keresahan masyarakat di Mapolres Sragen, Minggu (18/7/2021). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Setelah menghebohkan publik dengan pemasangan baliho yang isinya memaki pejabat, Kades Jenar, Sragen, Samto, kini giliran mengampanyekan pencegahan Covid-19.

Kampanye cegah Covid-19 itu juga dilakukan dengan memasang baliho. Ada sekitar 10 baliho yang dibuat oleh Samto sepulanng dari Mapolres Sragen karena kasus baliho kontroversialnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baliho berukuran 2 meter x 1,5 meter itu antara lain terpampang berjajar di Jalan Dawung-Banyurip, khususnya pinggir lapangan Desa/Kecamatan Jenar, Sragen.

Deretan baliho yang dipasang Kades Jenar itu berisi ajakan untuk pencegahan Covid-19, ajakan mematuhi protokol kesehatan, dan ajakan menyukseskan program vaksinasi.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Warga Desa Jenar Takut Ikut Vaksinasi Covid-19, Diduga Termakan Hoaks

Seperti baliho kontroversial sebelumnya yang berisi makian kepada pejabat, foto Kepala Desa (Kades) Jenar Samto tetap menjadi ikon pada baliho gerakan 5M itu.

Selain di lapangan desa, baliho juga terpasang di pintu masuk kampung. Baliho itu dipasang oleh Samto jauh sebelum ada program vaksinasi yang dihadiri Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati di Balai Desa Jenar, Kamis (22/7/2021).

Program Vaksinasi

Untuk menyukseskan program vaksinasi itu, Samto sudah menyebar undangan kepada 270 warga yang didominasi warga lanjut usia (lansia). Jumlah warga lansia Desa Jenar ada 500 orang tetapi pada vaksinasi itu baru dihadirkan 270 orang.

Mereka terdiri atas 15 orang per rukun tetangga (RT) yang jumlahnya 18 RT. Dalam undangan itu warga lansia diminta hadir pada pukul 07.30 WIB di balai desa untuk vaksinasi. Hingga pukul 09.00 WIB ternyata tidak ada yang hadir.

Baca Juga: Akhirnya Kades Jenar Terima Vaksin Covid-19, Disuntik Langsung Bupati Sragen

“Sebelumnya saya sudah mengundang 18 ketua RT tetapi yang datang hanya delapan orang. Semalam saya undang lagi 18 ketua RT tetapi yang hadir sembilan orang. Sekarang yang hadir terlihat baru lima orang. Warga banyak yang takut divaksin karena kemakan berita burung yang tidak jelas,” kata Samto saat berbincang dengan wartawan, Kamis siang.

Dalam kesempatan itu, Bupati Sragen turun tangan menjadi vaksinatornya. Kades dan perangkat desa menjadi sasaran awal untuk vaksinasi karena kades dan hampir semua perangkat desa juga belum divaksin.

Mereka divaksin paling awal supaya menjadi contoh bagi warganya agar mau divaksin. Vaksin pertama dilakukan kepada Samto disusul secara bergantian para perangkat desa, seperti sekretaris desa (sekdes), kaur, kasi, dan bayan.

Baca Juga: Mantul! Berawal dari Inisiasi ASN, Sragen Canangkan Gerakan Donor Plasma Konvalesen

Menjelang pukul 10.00 WIB sudah ada warga yang hadir setelah didatangi aparat babinsa, bhabinkamtibmas, dan perangkat desa. Hingga pukul 10.30 WIB, Bupati menyuntik 40 orang dari target 250 vaksin yang disiapkan.

Warga Banyak Yang Takut Divaksin

“Saya lega. Tidak sakit. Saya tidak takut. Ini vaksin pertama. Suntikan Bu Bupati halus. Saya minta vaksin lebih awal supaya jadi contoh dulu. Umpama ada risiko, biar lurahnya yang menerima duluan. Dengan contoh saya, supaya rakyat saya ikut vaksin,” kata Samto.

Samto menambahkan banyak mereka yang takut sehingga tidak datang. “Saya mencoba duluan dan ternyata tidak ada efek sampingnya. Saya tidak apa-apa divaksin padahal kondisi saya sakit,” ujarnya.

Yuni, sapaan akrab Bupati, berkoordinasi dengan aparat TNI dan Polri serta dokter Puskesmas Jenar untuk mencari jalan keluar atas minimnya warga yang hadir dalam program vaksinasi itu.

Baca Juga: Kasus Perkosaan Siswi SD Oleh Pesilat Sragen Belum Ada Tersangka, Polisi Kekurangan Saksi?

Yuni meminta bantuan untuk menjemput warga lansia ke balai desa tetapi tak banyak hasilnya. Bahkan Yuni meminta salah satu bayan yang bisa mendatangkan lansia ke balai desa akan mendapatkan hadiah sepeda.

Warga lansia yang mau hadir ke balai desa tidak hanya mendapatkan makanan ringan tetapi juga hadiah minyak goreng kemasan 1 kg. Situasi di Jenar ini jauh berbeda dengan situasi vaksinasi di lingkungan Sekretariat Daerah (Setda) Sragen.

Setiap hari hampir 500 orang datang untuk vaksin tanpa mendapatkan apa pun. Bahkan banyak warga Sragen yang tidak mendapatkan jatah vaksin karena kehabisan stok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya