SOLOPOS.COM - Warga membersihkan perabotan rumah tangga setelah pada Minggu (14/2/2021), banjir melanda Dukuh Karanglo, Desa Pengkok, Kedawung, Sragen, Senin (15/2/2021). (Solopos.com/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN -- Lima rumah di Dukuh Karanglo, Desa Pengkok, Kecamatan Kedawung, Sragen, dilanda banjir pada Minggu (14/2/2021) sore. Banjir kali ini adalah terparah yang pernah melanda dukuh ini.

“Hujan datang mulai pukul 14.00 WIB. Lalu pukul 16.30 WIB, air sudah masuk ke rumah-rumah hingga ketinggian seperut [orang dewasa],” ujar Agung, 25, warga setempat saat ditemui Solopos.com, di lokasi, Senin (15/2/2021).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menurut Agung, ini adalah banjir paling parah yang terjadi di Dukuh Karanglo. Kali terakhir banjir melanda Dukuh Karanglo sekitar lima tahun lalu. Akan tetapi, ketinggian air pada banjir lima tahun lalu tidak separah kemarin. “Banyak kayu yang menyumbat aliran air di sungai. Itu yang membuat air sungai meluap hingga menggenangi permukiman. Air baru surut saat Magrib,” paparnya.

Baca juga: Begini Detik-Detik Gadis di Sragen Selamat dari Terjangan Banjir Sungai Kedungbulus

Hanif Ma’ruf, 30, warga lainnya mengatakan banjir melanda rumahnya saat ia dalam perjalanan pulang dari Surabaya. Ketika baru sampai Madiun, ia ditelepon bapaknya di rumah yang mengabarkan banjir menerjang rumahnya. Menurutnya, penyebab banjir adalah material jembatan sesek dan rumpun bambu yang terbawa arus air hingga menyumbat jembatan di Sungai Pengkok.

“Ada dua mobil yang ikut terendam. Satu Daihatsu Terios milik bapak saya, satunya Suzuki APV milik saya. Sampai sekarang saya belum berani menghidupkan mobil. Ini masih menunggu teknisi bengkel datang,” paparnya.

Mobil Mengambang

Mobil Daihatsu Terios itu bahkan nyaris hanyut terbawa arus air dan sempat mengambang. Beruntung warga sekitar segera mengikat mobil itu pada tiang supaya kendaraan itu tidak ikut terbawa banjir. Selain dua mobil, banjir juga merendam sejumlah barang dan dokumen Hanif seperti mesin jahit, perabotan rumah tangga, buku bacaan, hingga berkas pendaftaran umrah, koper jemaah umrah dan lain-lain.

Baca juga: Tak Ada Kolam, Saluran Irigasi Pun Jadi Sarana Beternak Lele di Masaran Sragen

“Ketinggian air di rumah saya sekitar 60 cm. Kalau ketinggian air di jalan sekitar 1 meter,” jelas Hanif.

Hingga Senin pagi, warga sekitar masih bergotong royong membersihkan perabotan rumah yang terendam banjir. Warga dibantu sejumlah sukarelawan dari Komunitas Relawan Resik-Resik Masjid (Korrem) 99. “Sudah lama sekali tidak terjadi banjir. Terakhir sekitar lima tahun lalu, tapi tidak sebesar ini. Banjir terjadi karena hujan deras berlangsung cukup lama. Hal itu diperparah dengan adanya satu rumpun bambu sebesar satu dapur yang menyumbat aliran air di Sungai Pengkok,” ucap Kepala Desa Pengkok, Sugimin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya