SOLOPOS.COM - Tim Terpadu Pemkab Sragen mengecek site plan Perumahan Bhina Karya 9 di Kelurahan Plumbungan, Karangmalang, Sragen, Senin (2/8/2021). (Solopos-Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Sragen mencatat rata-rata ada 20 hingga 25 perumahan baru yang muncul per tahun di wilayah setempat.

Pertumbuhan perumahan baru itu berada di wilayah Kelurahan Plumbungan, Kroyo, Desa Puro, Guworejo, dan sekitarnya sebagai pengembangan wilayah perkotaan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kabid Perumahan dan Pertanahan Disperkim Sragen, Puji Lestari, Senin (2/8/2021), menyampaikan pertumbuhan perumahan di Sragen cukup tinggi, rata-rata sebanyak 20 hingga 25 perumahan per tahun.

Baca juga: PPKM Level 4 di Sragen Kemungkinan Diperpanjang 1 Pekan, Tapi…

Dia menerangkan perumahan yang tumbuh itu ada yang merupakan perumahan subsidi dengan plafon harga maksimal sampai Rp150 juta per unit.

“Perumahan subsidi itu merupakan program dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Subsidi itu kerja sama antara pengembang dengan pihak perbankan. Kami tidak bisa mendata karena harus melihat site plan masing-masing. Pertumbuhan perumahan ini akan berdampak pada tumbuhnya perekonomian di lingkungan sekitar karena perumahan itu akan menciptakan hunian baru yang otomatis memerlukan kebutuhan dasar dan pelayanan,” ujarnya.

Dia mengatakan pengembangan perkotaan itu arahnya ke Karangmalang dan sekitarnya yang banyak bermunculan perumahan baru. Dengan adanya perumahan baru, jelas dia, maka pertumbuhan ekonomi juga meningkat.

Baca juga: 15.600 Dosis Vaksin Covid-19 Didistribusikan Via 25 Puskesmas di Sragen

Sebagai informasi, tim terpadu dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), Disperkim, dan Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sragen selalu mengecek site plan atau perencanaan hunian yang diajukan pengembang properti.

Dalam pengecekan lapangan, tim terpadu imemastikan adanya fasilitas umum minimal 30% dengan memperhatikan garis sempadan jalan dengan lebar jalan dalam permukiman sampai 6 meter.

Pada Senin kemarin, tim di bawah koordinasi Bidang Tata Ruang DPUPR Sragen mengecek tujuh lokasi perumahan baru . Ketujuh lokasi itu berada wilayah Kelurahan Kroyo Kecamatan Karangmalang sebanyak tiga lokasi, Desa Puro (Karangmalang), Kelurahan Plumbungan (Karangmalang), Desa Taraman (Sidoharjo), dan Desa Sepat (Masaran) masing-masing satu lokasi.

Baca juga: Kisah Pilu Azalea, Bayi 9 Bulan asal Sragen yang Harus BAB Lewat Perut

Selama di lapangan mereka mengukur langsung garis sempadan jalannya dan mengecek fasilitas umum, seperti masjid/musala, tempat olahraga, taman, dan seterusnya.

“Pada kenyataannya kami mendorong luas fasilitas umum di atas 30%. Sering kali rata-rata luas fasilitas umum sampai 40%. Seperti di Perumahan Bhina Karya 9 Plumbungan yang terdiri atas 71 rumah itu menyiapkan fasilitas umum sebesar 35%,” ujar Kabid Tata Ruang DPUPR Sragen Wahyu Wardani saat ditemui Solopos.com di sela-sela pengecekan site plan di Plumbungan, Senin siang.

Rencana Tata Ruang Wilayah

Dia menjelaskan pengembangan perumahan ke arah selatan, terutama di wilayah Kecamatan Karangmalang, seperti di Plumbungan, Kroyo, Puro, dan Guworejo. Kawasan perumahan di wilayah Kecamatan Sragen Kota hanya ada di wilayah Nglorog. Dia menerangkan hal itu tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sragen.

“Untuk pemilihan lokasinya tergantung pengembang properti sendiri. Mereka punya kajian sendiri, misalnya pertimbangan harga tanah dan lokasi strategis. Seperti di Sepat jadi pilihan pengembang padahal zona industri di Masaran itu berada di Desa Karangmalang,” katanya yang diamini Kabid Perizinan Tertentu dan Kesehatan DPUPR Sragen, Ilham Kurniawan.

Baca juga: Kurangi Beban Kerja Nakes, Pemkab Sragen Bentuk Tim Khusus Tracing dan Testing

Sementara itu, Pejabat Divisi Legal PT Fajar Bangun Raharja, Bayu Wusono, mengatakan Fajar Group membangun perumahan baru di wilayah Puro dan Gondang. Dalam pengembangan perumahan itu, kata dia, pertimbangan utamanya terletak pada animo masyarakat bukan harga lahan yang murah.

“Kami menciptakan lingkungan. Kami menciptakan dan mengondisikan lingkungan supaya konsumen tertarik dan mau membeli rumah,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya