SOLOPOS.COM - Ilustrasi tenaga kesehatan yang menangani Covid-19. (Antara/Rony Muharrman)

Solopos.com, SOLO -- Para tenaga kesehatan atau nakes Kota Solo terus bekerja keras dengan segala hambatan dan tantangan dalam menangani kasus Covid-19 sejak awal pandemi lebih dari setahun lalu.

Para nakes bekerja ekstra keras menjadi garda terdepan. Selain berperang melawan penyakit, mereka dihadapkan pada masyarakat yang masih tak percaya virus Corona itu nyata.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Sikap masyarakat yang cenderung apatis terhadap Covid-19 itu menjadi salah satu hambatan terberat yang harus dihadapi para nakes. Terutama ketika melakukan penelusuran kontak pasien Covid-19.

Baca Juga: 375 Kendaraan Disuruh Putar Balik Di Perbatasan Solo Selama Penyekatan

Ekspedisi Mudik 2024

“Setiap mendapat laporan kasus baru, kami melacak kontak erat dan dekat pasien tersebut. Awalnya lewat wawancara, kemudian kami datangi rumah pasien untuk tahu lebih lanjut,” kata Kepala Puskesmas Purwosari, Solo, Nur Hastuti, kepada Solopos.com, Senin (17/5/2021).

Upaya nakes Kota Solo menelusuri kontak erat dan dekat pasien Covid-19 bisa berlangsung lama gara-gara hambatan tersebut. Tak sedikit pasien yang memilih menyembunyikan kontak dekat agar mereka tak kena tracing.

Otomatis hal itu menghambat kerja nakes. Belum lagi pengusiran, bentakan, hingga ucapan tak mengenakkan yang harus diterima mereka dari orang menolak di-tracing.

Baca Juga: Asyik! Wisata Kuliner Malam Galabo Solo Dibangkitkan Lagi, Ini Rencana Mas Wali

Tuduhan konspirasi, manipulasi data, dan hanya bertujuan mengeruk insentif jadi makanan sehari-hari. Meski menyakitkan, semua hambatan itu harus dihadapi dengan lapang dada oleh para nakes Kota Solo yang menangani kasus Covid-19.

Terbantu Satgas Jaga Tangga

“Enggak mau swab, enggak mau dirujuk ke Asrama Haji Donohudan, tidak jujur, kendala ini masih ada bahkan setelah pandemi berlangsung setahun lebih,” jelas Hastuti.

Apabila petugas mengalami kesulitan dalam pendataan kontak dekat, nakes datang kepada keluarga dan lingkungan. Dari situ, mereka mendapatkan informasi cukup untuk mendata kontak erat maupun dekat.

Baca Juga: Khawatir Terjadi Lonjakan Kasus Covid-19 Pascalibur Lebaran, Pemkab Karanganyar Siaga

“Alhamdulillah, kerja kami jadi lebih mudah karena ada Satgas Jaga Tangga. Mereka membantu pendataan awal, sehingga kami bisa meneruskan,” kisah Hastuti.

Beberapa bulan terakhir, kasus Covid-19 mulai menurun namun mulai naik lagi pada Mei ini. Para nakes Solo harus kembali bekerja keras dengan segala tantangan dan hambatan guna melakukan tracing kasus konfirmasi positif Covid-19.

Setiap kasus ditangani tiga petugas tracing sehingga pendataan bisa lebih cepat. Plt Lurah Sumber, Supyanto, mengakui Satgas Jaga Tangga Kelurahan sangat membantu tracing klaster tetangga di satu RT saat Lebaran lalu.

Baca Juga: 20 Warga Sekampung di Sumber Solo Positif Covid-19, 1 Orang Dirawat di RS

Satgas Jaga Tangga mendata warga yang ikut berbuka puasa bersama dengan warga positif Covid-19. Dari puluhan warga satu lingkungan RT 006/RW 007 Kelurahan Sumber, Banjarsari, itu, ada 55 orang yang sempat berkontak dengan pasien sehingga harus karantina di rumah masing-masing dengan pengawasan satgas dan karang taruna.

Ia mengakui Satgas Jaga Tangga mendukung kerja petugas tracing. Mereka juga membantu proses penjemputan warga yang positif Covid-19 untuk dirujuk ke Asrama Haji Donohudan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya