SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KLATEN – Pemerintah Kabupaten Klaten mengumumkan kasus pertama Covid-19 di Klaten pada 1 April 2020. Sejak itu pula, Klaten dinyatakan dalam kondisi kejadian luar biasa (KLB).

Setahun berlalu, Indonesia termasuk Klaten masih berjibaku menangani pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai. Naik-turun angka penambahan angka kasus masih terus terjadi. Saat awal kasus Covid-19 di Klaten, rata-rata kasus dialami para pelaku perjalanan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Belakangan, penyebab persebaran kasus Covid-19 didominasi kontak erat serta transmisi lokal. Selama setahun atau 1 April 2020 hingga 1 April 2021, jumlah total warga Kabupaten Bersinar yang terpapar virus corona sebanyak 6.652 orang.

Baca juga: Ada Sadranan, Penumpang Tiba di Terminal Ir Soekarno Klaten Meningkat

Dari jumlah itu, sebanyak 5.838 orang dinyatakan sembuh dan 449 orang meninggal dunia. Sementara, 365 orang masih menjalani perawatan atau isolasi mandiri per 1 April 2021.

Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengatakan upaya pencegahan sudah dilakukan sepanjang setahun terakhir seperti menggencarkan sosialisasi. Selain itu, ada penerapan sanksi bagi warga tak bermasker ketika berada di luar rumah.

Sanksi Penyitaan KTP

Diawali dari penerapan sanksi penyitaan KTP hingga penahanan KTP dari awalnya 10 hari kini diberlakukan menjadi sebulan.

Baca juga: Panen Raya, Harga Beras di Klaten Malah Turun

“Sudah banyak sekali yang dilakukan. Termasuk ada beberapa kali refocussing anggaran dan lain-lain,” kata Mulyani saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (29/3/2021).

Namun, Mulyani mengakui setahun berlalu kasus Covid-19 di Kabupaten Bersinar masih fluktuatif meski lonjakan kasus tak seperti pada periode November 2020 hingga awal Februari 2021.

“Masih fluktuatif dengan PPKM tahap pertama dan kedua hingga PPKM mikro pertama, kedua, hingga ketiga tren menurun. Tetapi pada PPKM mikro kali ini [keempat] ada tren peningkatan,” kata Mulyani yang juga Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Klaten.

Baca juga: Ada yang Sudah Sembuh, 3 Camat di Klaten Ini Pernah Terpapar Covid-19

Mulyani mengatakan tren peningkatan akhir-akhir ini didominasi karena kontak erat serta transmisi lokal. Kondisi itu menandakan kesadaran menaati protokol Covid-19 mulai memudar. Lantaran hal itu, peningkatan kedisiplinan penerapan protokol kesehatan masih menjadi pekerjaan rumah.

“Kami sudah meminta Dinas Kesehatan untuk menyampaikan ke camat, desa, hingga Satgas RW dibantu dari TNI dan Polri untuk kembali secara masif menggencarkan sosialisasi. Bersama-sama melakukan seperti saat awal Covid-19 dulu,” kata dia.

Mulyani mengatakan kunci agar kasus Covid-19 di Klaten bisa kembali melandai pada faktor kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan. Soal ada warga yang tak lagi terlalu memikirkan kondisi pandemi, Mulyani mengatakan kondisi itu wajar.

“Kalau ada yang abai itu wajar. Karena juga urusannya dengan perut, memenuhi ekonomi untuk kebutuhan hidup serta sudah jenuh,” ungkap dia.

Baca juga: 4 Kantor Kecamatan Di Klaten Tutup Sementara Gara-Gara Covid-19 Dalam 3 Pekan Terakhir

Namun, Mulyani kembali meminta agar warga tetap tak kendur melaksanakan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

“Kalau semua tidak bersama-sama disiplin protokol kesehatan, kondisinya akan seperti ini terus. Mau mengembalikan ekonomi juga sulit dan akan lebih rawan lagi,” jelas dia.

Tergantung Pasokan Pusat

Vaksinasi menjadi salah satu ikhtiar untuk mengakhiri kondisi pandemi Covid-19. Namun, cakupan vaksinasi di Klaten hingga kini masih minim lantaran tergantung pasokan vaksin dari pemerintah pusat.

Baca juga: Pelantikan Sekdes Gadungan Wedi Klaten Jadi Polemik Hingga Tertunda 3 Tahun, Begini Ceritanya

“Yang sudah divaksinasi saya mohon betul protokol kesehatan tetap dijaga dan diterapkan dengan baik,” kata dia.

Tim Ahli Satgas Penanganan Covid-19 Klaten, Ronny Roekmito, mengatakan Klaten masih berada pada zona oranye atau risiko sedang penularan Covid-19.

Dia juga menjelaskan kontak erat mendominasi faktor persebaran Covid-19 terutama di lingkup keluarga. Kondisi itu menjadi penanda protokol kesehatan tak dilakukan dengan baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya