SOLOPOS.COM - Pembersihan lahan Tol Jogja-Solo. (harianjogja.com/Abdul Hamid Razak)

Solopos.com, KLATEN — Pembangunan jalan tol Solo-Jogja gate Kartasura (Sukoharjo) hingga gate Purwomartani (Sleman) ditarget rampung dan diresmikan pada 17 Agustus 2023. Untuk saat ini, pembangunan fisik jalan tol Solo-Jogja terkendala musim hujan.

Di tengah berlangsungnya musyawarah penetapan ganti kerugian dan pembayaran lahan terdampak jalan tol Solo-Jogja di wilayah Klaten, tim pelaksana proyek strategis nasional sudah mulai melaksanakan tugasnya. Pembangunan jalan tol Solo-Jogja dikerjakan secara gate to gate.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Luas tanah di Klaten yang terdampak jalan tol Solo-Jogja berkisar 4.071 bidang atau 3.728.114 meter persegi. Luas tersebut tersebar di 50 desa di 11 kecamatan. Kecamatan yang akan dilintasi tol, yakni Polanharjo, Delanggu, Ceper, Karanganom, Ngawen, Karangnongko, Klaten Utara, Kebonarum, Jogonalan, Manisrenggo, dan Prambanan.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Serius Tangani Bencana, Bupati Sri Mulyani Kukuhkan FPRB Klaten

“Jadi, target peresmiannya sesi I, 17 Agustus 2023. Sesi I itu sampai Purwomartani (Sleman) [dari gate Kartasura/Sukoharjo],” kata General Manager Lahan dan Utilitas PT JogjaSolo Marga Makmur (JMM), Muhammad Amin, saat ditemui Solopos.com, di Desa Ngawen, Kecamatan Ngawen, Selasa (16/11/2021).

Disinggung tentang kendala yang dihadapi pelaksana pembangunan proyek jalan tol Solo-Jogja, Amin mengatakan datangnya musim hujan menjadi satu-satunya kendala di lapangan. Meski seperti itu, tim pelaksana pembangunan jalan tol Solo-Jogja sudah memiliki strategi menyiasati kendala tersebut.

“Kalau di musim hujan seperti ini, dalam menguruk tanah harus membutuhkan panas [sinar matahari]. Kalau tanah becek itu baru dikerjakan dua hari berikutnya. Guna menambah volume pekerjaan, kami membesarkan strukturnya, seperti boks jalan dan boks pengairan. Target pembangunan hingga akhir tahun mencapai 25 persen [struktur],” katanya.

Baca Juga: Obituari Ipda Slamet: Kapolsek yang Militan Tangani Covid-19 di Klaten

Hingga pertengahan November 2021, tim pembebasan lahan telah mencairkan uang ganti rugi senilai Rp950 miliar. Uang tersebut telah dibayatkan ke warga terdampak di 19 desa di Klaten.

Warga di 19 desa dari empat kecamatan di Klaten yang sudah memperoleh uang ganti rugi. Empat kecamatan tersebut yakni Polanharjo, Delanggu, Ceper, dan Karanganom.

“Hingga pekan ini, kami sudah mengajukan pembayaran ke Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) sebanyak 1.354 bidang. Nilainya di atas Rp1 triliun lebih. Yang sudah dibayarkan saat ini, Rp950 miliar. Sisanya, tinggal menunggu waktu pembayaran,” kata kata Kepala Seksi (Kasi) Pengadaan Tanah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Klaten, Sulistiyono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya