Solopos.com, KARANGANYAR — Warga berebut ayam hidup saat tradisi Mondosiyo kembali digelar di Lingkungan Panjot, Kelurahan Kalisoro, Tawangmangu, Karanganyar, Selasa (30/11/2021). Pelepasan ayam dilakukan sebagai upaya saling berbagi sebagai bentuk rasa syukur masyarakat.

PromosiJalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tradisi Mondosiyo telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).

Ekspedisi Mudik 2024

 

Warga berebut ayam hidup saat tradisi Mondosiyo kembali digelar di Lingkungan Panjot, Kelurahan Kalisoro, Tawangmangu, Karanganyar, Selasa (30/11/2021). (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

 

Mondosiyo merupakan salah satu tradisi masyarakat di lereng Gunung Lawu yang masih dijaga kelestariannya hingga saat ini. Acara puncak tradisi tersebut dengan melepas ayam hidup. Ayam tersebut sebagai bentuk pembebas nazar warga yang tinggal di lereng Gunung Lawu.

Mondosiyo biasa digelar setiap tujuh bulan sekali, yakni mengacu pada kalender Jawa, wuku Mondosiyo. Tradisi ini terus dilestarikan sebagai bentuk kerukunan warga dan mempererat tali persaudaraan serta gotong-royong antar warga.

 

Warga menyaksikan kesenian reog memeriahkan rangkaian upacara adat Mondosiyo di Kalisoro, Tawangmangu, Karanganyar, Selasa (30/11/2021). (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

 

Pelepasan ayam dilakukan sebagai upaya saling berbagi sebagai bentuk rasa syukur masyarakat. (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Rekomendasi