SOLOPOS.COM - Suasana studio TA TV tempat acara webinar Jateng Digital Conference yang diselenggarakan AMSI, Rabu (29/9/2021). (Solopos/Suharsih)

Solopos.com, SOLO — Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar dengan Bupati Karanganyar Juliyatmono terlibat diskusi seru tentang digitalisasi desa dalam webinar Jateng Digital Conference (DJC), Rabu (29/9/2021).

Bupati Juliyatmono hadir secara langsung di Studio TA TV Solo, sedangkan Menteri Abdul Halim hadir secara virtual dari Jakarta. Meski tidak bertemu secara fisik, kedua pejabat terlibat diskusi asyik mengenai perkembangan digitalisasi di perdesaan dalam diskusi yang diselenggarakan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Bupati yang akrab dengan sapaan Yuli itu menceritakan mengenai Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar, yang sudah berkembang menjadi smart village atau desa pintar.

Baca Juga: Round Up: Pasutri Akses Layanan Pijat Plus dan 5 Agrowisata Soloraya

“Desa ini unik. Kepala desanya masih muda, beragama Hindu. Tapi dia dipilih oleh warga yang mayoritas muslim. Artinya masyarakat sekarang sudah terbuka, tidak melihat agama atau lainnya, tapi lebih ke kompetensi,” jelas Yuli mengawali cerita.

Yuli mengungkapkan saat ini Kemuning sudah berkembang menjadi desa wisata yang memberikan dampak ekonomi luar biasa bagi masyarakat. Seluruh masyarakatnya mendapatkan benefit ekonomi dari digitalisasi yang dilakukan.

“Pengembangan Kemuning sebagai desa digital didukung dan didampingi dari CSR BCA dan Telkomsel. Sampai akhirnya kemarin terpilih menjadi juara I desa digital nasional,” ungkap Yuli pada acara yang dimoderatori Erwin Ardian, Pemimpin Redaksi Tribun Jateng.

Baca Juga: Ada Sekolah Langgar Prokes, Pemkot Solo Diminta Tak Sekadar Reaktif

Tidak Mau Ketinggalan

Mendengar cerita dari Bupati Yuli, Menteri Desa PDT, Abdul Halim Iskandar, menyatakan sangat mendukung digitalisasi desa di Kemuning. “Apa pun yang terjadi di daerah, kuncinya memang ada pada keterbukaan Bupati. Desa-desa sekarang tidak lagi mau ketinggalan digitalisasi. Hanya memang perlu pendampingan literasi agar tidak salah langkah,” ujarnya.

Abdul mengungkapkan saat ini dari total 74.961 desa di Indonesia, tinggal 3.700 desa yang belum memiliki jaringan Internet. Berbagai upaya improvisasi sudah dilakukan pemerintah desa untuk bisa menikmati jaringan Internet, banyak punya cerita-cerita keberhasilan dari desa yang mampu memanfaatkan digitalisasi untuk mendukung pengembangan ekonomi masyarakatnya.

Ada yang memanfaatkan untuk memasarkan produk dengan membuat aplikasi marketplace atau berjualan melalui media sosial. “Contohnya di Jogja ada 10 desa yang berkolaborasi membuat aplikasi untuk menjual produk-produk unggulan mereka,” ujar Abdul Halim.

Baca Juga: Baru 40-An Pelaku Usaha Ajukan QR Code PeduliLindungi lewat Pemkot Solo

Abdul melanjutkan target secara nasional pada 2022 mendatang tidak ada lagi desa yang belum menikmati jaringan Internet. Paling tidak di tempat-tempat publik seperti balai desa harus ada jaringan Internet.

Apalagi sekarang sudah ada dana desa yang mengalir hingga miliaran rupiah ke setiap desa. Dana itu bisa dimanfaatkan salah satunya untuk mengembangkan digitalisasi desa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya