SOLOPOS.COM - Anies Baswedan saat masih menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menjadi keynote speaker dalam seminar nasional bertema Tata Kelola Guru untuk Meningkatkan Pendidikan yang Memuliakan di kampus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Wates, Kulonprogo, Sabtu (23/42016). (Rima Sekarani I.N/JIBI/Harian Jogja)

Sertifikasi guru dianggap belum berdampak pada peningkatan kualitas

Harianjogja.com, KULONPROGO -Tunjangan sertifikasi diakui tidak banyak berpengaruh terhadap hasil Uji Kompetensi Guru (UKG). Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan mengatakan, tidak ada perbedaan signifikan pada capaian skor antara guru yang sudah atau belum mendapat sertifikasi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hal itu diungkapkan Anies usai menjadi keynote speaker dalam seminar nasional bertema Tata Kelola Guru untuk Meningkatkan Pendidikan yang Memuliakan di kampus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Wates, Kulonprogo, Sabtu (23/4/2016).

“Tidak punya efek yang besar. Itu tantangan bagi guru yang sudah sertifikasi untuk bekerja lebih baik,” kata Anies.

Anies memaparkan, revisi kurikulum 2013 telah selesai dilakukan. Saat ini sekitar 19% sekolah di Indonesia telah mulai menerapkannya. Anies berharap prosesnya berjalan dengan baik sehingga jumlah sekolah yang menerapkan kurikulum 2013 bisa terus bertambah secara bertahap.

Kualitas guru memiliki peran penting terhadap kesukseskan implementasi kurikulum 2013. Namun, pelatihan bagi tenaga pendidik juga membutuhkan waktu sehingga bakal dilakukan secara bertahap pula. Anies lalu mengungkapkan, guru yang sudah sertifikasi dan lebih sejahtera semestinya lebih termotivasi meningkatkan kualitas kinerja.

Terkait kekurangan guru, Anies menegaskan pemerintah pusat tidak menerapkan moratorium sehingga perekrutan melalui jalur seleksi pegawai negeri sipil (CPNS) masih bisa dilakukan.

Anies menyatakan sudah berkoordinasi dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) membahas kebutuhan formasi guru di daerah. “Ini ada sekitar 500.000 guru yang pensiun. Nanti kita lihat kasus per kasus,” ujar dia.

Anies lalu mengatakan, masyarakat berhak ikut mengawasi nilai alokasi anggaran pendidikan yang idealnya mencapai 20 persen. Kepedulian dan partisipasi masyarakat harus ditumbuhkan dengan membuka akses informasi seputar kondisi pendidikan di wilayah masing-masing melalui sebuah neraca pendidikan daerah.

Masukan dan saran yang nantinya muncul bisa menjadi bahan evaluasi serta mendukung upaya perbaikan kualitas layanan pendidikan. “Jadi yang menuntut peningkatan APBD bukan pemerintah tapi masyarakat,” ucap Anies.

Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Alumni (IKA) UNY, Prof.Suyanto mengatakan, seminar hari itu merupakan salah satu wujud bakti alumni terhadap bangsa. Materi yang dibahas dalam seminar diharapkan bisa menambah wawasan para peserta dan menjadi bahan pertimbangan kalangan pelaku dan pengelola lembaga pendidikan.

“Kami mengajak alumni untuk berbakti kepada bangsa agar semakin hari semakin maju,” ungkap Suyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya