SOLOPOS.COM - Logo Hyundai (JIBI/Harian Jogja/Dok)

Perusahaan Hyundai  didesak meminta maaf kepada serikat pekerjanya atas pendekatan sepihaknya.

Solopos.com, SEOUL – Serikat pekerja Hyundai Motor Co, melakukan pemogokan di sebuah pabrik besar Korea Selatan. Karena ketidaksepakatan dengan perusahaan mengenai perluasan produksi kendaraan baru.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dilansir The Korea Herald, Selasa (28/11/2017), juru bicara perusahaan mengatakan, Hyundai dan serikat kerjanya telah melakukan pembicaraan sejak bulan lalu untuk mencapai kesepakatan mengenai peningkatan jam kerja per orang untuk memenuhi permintaan SUV Kona di pasar domestik dan memasok SUV baru di pasar utama tahun ini.

Setelah kesepakatan tersebut tidak dapat dituruti oleh para pekerja, perusahaan itu mendorong untuk menghasilkan Crossover Kona di jalur perakitan kedua di pabrik nomor satu. Namun, rencana tersebut diblokir oleh para pekerja karena menolak keputusan tersebut.

Berdasarkan kesepakatan kolektif, Hyundai perlu mencapai kesepakatan dengan para pekerja untuk memproduksi kendaraan baru atau mengeluarkan lebih banyak mobil di pabrik dalam negeri.

Mengutip dari The Korea Herald, Juru bicara serikat pekerja Hong Jae Gwan mengatakan, “dalam sebuah surat yang dikirim ke serikat pekerja, perusahaan Hyundai menunjukkan niat sepihaknya tanpa persetujuan serikat pekerja. Serikat pekerja tidak dapat menerima tindakan semacam itu”.

Hong meminta perusahaan Hyundai meminta maaf atas pendekatan sepihaknya, untuk memproduksi SUV Kona di jalur perakitan kedua. Serikat pekerja dapat mengundurkan diri akhir tahun ini, karena mereka memilih untuk melakukan mogok jika negosiasi upah dengan perusahaan tahun ini, ternyata gagal dan tidak menemakan jalan tengah.

Kona diluncurkan untuk pasar lokal pada Juni 2018, untuk memenuhi permintaan global yang meningkatkan kendaraan rekreasi kecil.

Hyundai saat ini mengoperasikan tujuh pabrik di Korea, termasuk lima di kota Ulsan. Juga memiliki fasilitas produksi di Amerika Serikat, Eropa, dan negara berkembang seperti China, India, dan Rusia.

Pembuat mobil asal Korea tersebut ingin menjual 5,08 juta kendaraan pada 2017, lebih banyak dari tahun sebelumnya yang menjual 4,86 juta unit. Namun diperkirakan, tidak akan mencapai target penjualannya tahun ini. Karena penurunan tajam penjualan di China.

Pada periode Januari – September, laba bersih Hyundai turun 30 persen menjadi 3.259 triliun Won (USD3 miliar) dari 4,651 triliun Won tahun sebelumnya.

Sementara itu, dalam pembicaraan upah, serikat pekerja tersebut menuntut agar Hyundai menaikkan gaji pokok pekerja sebesar 154.883 Won (USD142) dan menawarkan bonus 30 persen dari laba bersih perusahaan pada 2016 sebesar 5,72 triliun Won.

Perusahaan tersebut menawarkan untuk menaikkan gaji pokok sebesar 42.879 Won per bulan dan memberikan bonus senilai 200 persen dari gaji pokok dan ditambah 1 juta Won. Ketika tawaran tersebut ditolak oleh serikat pekerja, perusahaan tersebut menyarankan bonus 250 persen dari gaji pokok dengan ditambah 1,5 juta Won.

Petugas Hyundai melakukan pemogokan parsial pada Agustus yang merugikan perusahaan sekitar 620 miliar Won.

Pemogokan buruh telah melanda produsen mobil selama beberapa dekade. Pekerjanya telah mengundurkan diri setiap tahun sejak 1986 kecuali 1994, 2009, 2010 dan 2011.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya