SOLOPOS.COM - Maha Patih Gajah Mada (Wikipedia)

Solopos.com, JAKARTA — Tekad Patih Kerajaan Majapahit Gajah Mada menguasai Nusantara menjadikannya mencoba melebarkan kekuasaan melalui deklarasi Sumpah Palapa.

Hal ini dilakukannya demi membesarkan nama Kerajaan Majapahit. Tetapi ada beberapa wilayah yang mencoba dikuasai kendati tak disebutkan Gajah Mada di Sumpah Palapa-nya.

Promosi Bertabur Bintang, KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2024 Diserbu Pengunjung

Pada Sumpah Palapa yang diucapkannya, Gajah Mada menyebut target wilayah seperti Gurun, Seran (Seram), Tanjungpura, Kalimantan, Haru (Sumatera Utara), Pahang Malaysia, Dompo Sumbawa, Bali, Sunda, Palembang Sriwijaya, Tumasik Singapura.

Di luar wilayah tersebut ada wilayah yang seharusnya tidak masuk target Sumpah Palapa tetapi mencoba dikuasai oleh pasukan Kerajaan Majapahit. Salah satu yang dikuasai Majapahit adalah wilayah Kerajaan Samudera Pasai di Lhokseumawe, Aceh.

Sebagaimana dikutip Okezone dari buku Hitam Putih Mahapatih Gajah Mada tulisan Sri Wintala Achmad, Kerajaan Samudra Pasai pernah mendapat serangan dari Majapahit yang diperkirakan pada tahun 1345 atau 1350.

Saat itu pemerintahan Majapahit dipimpin Raja Tribhuwana Wijaya Tunggadewi yang memerintah pada 1328-1350. Sementara Raja Hayam Wuruk naik tahta pada 1350, sehingga amat dimungkinkan serangan yang coba dibangun Majapahit ke Aceh juga saat awal – awal pemerintahan Hayam Wuruk.

Di mana saat itu Sumpah Palapa Gajah Mada telah diwujudkan dengan jalan peperangan. Saat itu Kesultanan Samudra Pasai yang tengah dipimpin Sultan Ahmad Malik az-Zahir mendapat serangan dari Kerajaan Majapahit yang membuat sang raja meninggalkan ibu kota kesultanan.

Baca Juga: Bangkitkan Keterpurukan Bangsa Lewat Sejarah Gajah Mada 

Sejak saat itu pula, Samudra Pasai mengalami keterpurukan. Kebangkitan Samudra baru muncul saat dipimpin oleh Sultan Zain al-Abidin Malik az-Zahir pada 1383-1405. Keberadaan Kesultanan Samudra Pasai ini dikisahkan pula melalui kitab Rihlah ila I-Masyirq karya Abu Abdullah ibn Batuthah pada 1304-1368.

Meski demikian belum banyak bukti sejarah yang dapat digunakan para sejarawan dalam menelusuri jejak sejarah Kesultanan Samudra Pasai. Para sejarawan banyak menggali tentang sejarah Samudra Pasai melalui naskah di Hikayat Raja-Raja Pasai.

Melalui Hikayat Raja-Raja Pasai dan Rihlah ila I-Masyirq, inilah jejak sejarah Kesultanan Samudra Pasai dapat terlacak.

Sejarah yang berkaitan dengan pembentukan dan masa awal, persaingan, dan hubungan, serta masa surut Kesultanan Samudra Pasai. Perihal serangan Majapahit ke Kesultanan Samudra Pasai juga konon digambarkan pada dongeng-dongeng yang diceritakan rakyat Aceh secara turun temurun.

Bahkan di Kota Langsa, konon terdapat sebuah bukit yang dinamakan Manjak Pahit, yang erat kaitannya berasal dari kata Majapahit. Ada pula rawa yang membentang antara Perlak dan Peudadawa, namannya Rawa Gajah. Konon nama itu berasal dari nama Gajah Mada.

Menariknya dari bukti-bukti serangan Majapahit ke Samudra Pasai tergambar bagaimana ambisi Gajah Mada. Ia rela mengkhianati sumpahnya sendiri dengan menguasai beberapa wilayah di luar target dari ucapannya di Sumpah Palapa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya