SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, BOYOLALI</strong> — Para petani-nelayan karamba di <a title="Makam Nyi Ageng Serang Diyakini Tenggelam di WKO Boyolali" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180606/492/920687/makam-nyi-ageng-serang-diyakini-tenggelam-di-wko-boyolali">Waduk Kedung Ombo </a>&nbsp;(WKO) Desa Wonoharjo, Kemusu, Boyolali, harus menelan pil pahit setelah ikan yang mereka ternakkan di keramba tersebut mati mendadak. Tak kurang 100 ton ikan siap panen mati di permukaan WKO.</p><p>Akibatnya, para petani-nelayan itu menderita kerugian yang nilainya diperkirakan mencapai total Rp2 miliar. Salah satu petani, Budi Siswanto, menjelaskan kematian ratusan ribu ikan di WKO terjadi secara tiba-tiba sejak Minggu (1/7/2018) malam. Nelayan karamba dari Dukuh Bulu, Wonoharjo, sangat terpukul dengan kejadian itu.</p><p>"Lebih dari 100 ton ikan nila merah dan emas mati semua, mulai dari benih hingga ikan siap panen. Kalau dinilai rupiahkan, dengan asumsi harga ikan Rp20.000/kg, ya sekitar Rp2 miliar uang nelayan melayang," jelas Budi kepada <em>Solopos.com</em>, Selasa (3/7/2018).</p><p>Budi menjelaskan penyebab matinya ikan-ikan karamba <a title="Lebaran, Wanawisata WKO Perhutani Diserbu Ribuan Wisatawan" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180618/492/922811/lebaran-wanawisata-wko-perhutani-diserbu-ribuan-wisatawan">WKO</a> adalah terpaparnya permukaan air WKO oleh zat amoniak yang beracun. Amoniak ini dari sisa-sisa pakan ikan serta endapan kotoran ikan yang telah berubah menjadi racun.</p><p>Ketika musim kemarau panjang datang, amoniak di dasar WKO tersebut naik ke permukaan dan meracuni ikan-ikan. "Air waduk ini lantas berubah warna karena pengaruh amoniak. Ikan-ikan mati semua," jelasnya.</p><p>Menurut Budi, upaya mengurangi kerugian nelayan akibat pencemaran racun itu ialah dengan menanti musim hujan datang. Selain itu, petani bisa memanen ikan sebelum datang musim kemarau.</p><p>"Kalau persoalannya karena kekurangan oksigen, bisa diatasi dengan penambahan oksigen. Tapi kalau amoniak, ya berat. Salah satunya menanti datangnya musim hujan agar amoniak larut," jelasnya.</p><p>Meski demikian, sambungnya, sebagian besar nelayan karamba hanya bisa pasrah atas bencana itu. Nyaris tak ada satu pun ikan yang tersisa hidup akibat terpapar amoniak.</p><p>"Tahun ini nyaris gagal total. Semua ikan karamba mati semua. Bahkan ikan-ikan liar juga mulai lemas di WKO," jelasnya.</p><p>Kepala Desa Wonoharjo, Gunadi, membenarkan musibah tersebut diakui sangat memukul para petani di desanya. Ia berharap musibah tersebut tak meluas ke sejumlah daerah lainnya di WKO <a title="Cak Dikin Bikin Wisata Air Ngehits di Banyudono Boyolali" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180425/492/912133/cak-dikin-bikin-wisata-air-ngehits-di-banyudono-boyolali">Boyolali</a>.</p><p>Perangkat Desa Wonoharjo, Pujiyanto, menambahkan musibah gagal panen nelayan karamba WKO tahun ini terbilang cukup besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. "Tahun ini, nyaris semua nelayan WKO di Bulu gagal panen semua. Petani rugi besar karena ikan sudah siap panen," jelasnya.</p><p><br /><br /></p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya