SOLOPOS.COM - Lembaran mata uang rupiah tahun emisi 2016 diperlihatkan di Manado, Sulawesi Utara, Senin (19/12/2016).(JIBI/Solopos/Antara/Adwit B Pramono)

Uang baru, BI Kediri mendistribusikan seratusan miliar rupiah uang baru di Madiun Raya.

Madiunpos.com, MADIUN — Bank Indonesia (BI) Kediri telah menggelontorkan uang emisi 2016 di wilayah Madiun Raya senilai seratusan miliar rupiah. Jumlah itu dianggap sedikit dibandingkan kebutuhan masyarakat Madiun Raya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kita akui uang emisi 2016 memang masih terbatas peredarannya di wilayah Keresidenan Madiun,” kata Kepala Tim Sistem Pembayaran dan Keuangan Inklusif Kantor Bank Indonesia Kediri, Beny Wicaksono, saat berkunjung di Kota Madiun, Jumat (17/2/2017).

Ekspedisi Mudik 2024

Beny menuturkan saat ini jatah dari Bank Indonesia pusat memang masih terbatas, sehingga pembagian uang emisi 2016 peredarannya masih sangat terbatas. Apalagi, uang pecahan baru yang dikeluarkan BI ada sebanyak 11 jenis.

Dia menuturkan pencetakan uang oleh Perum Peruri juga terbatas. Selain itu, pencetakan uang emisi 2016 belum dicetak secara masif.

“Kapasitas Peruri kan juga harus kita lihat, karena harus memenuhi kebutuhan di seluruh Indonesia. Belum seluruh daerah memperoleh edaran uang baru ini,” jelas dia.

Dia menyampaikan uang emisi 2016 juga belum masuk dalam ATM. Sejauh ini, penukaran uang baru dilayani perbankan dalam jumlah kecil. Penukaran uang baru bisa dilakukan di seluruh perbankan di wilayah Madiun.

“Kita akan terus menggelontorkan uang ketika dapat kiriman dari BI pusat. Pembagian per masing-masing perbankan proporsional,” jelas dia.

Mengenai isu logo BI yang ada di uang emisi 2016 menyerupai palu arit, Beny menuturkan pihaknya secara terus menerus melakukan sosialisasi dan pemahaman mengenai hal itu.

BI Kediri beberapa kali mensosialisasikan hal itu kepada kalangan santri, ulama, dan perhimpunan antarumat beragama.

Menurut dia, banyak orang yang termakan isu palu arit dalam logo BI di uang emisi 2016 dari informasi media sosial.

“Banyak yang tahunya dari media sosial, tetapi saat dikasih penjelasan. Mereka juga mengerti. Buktinya saat kita berikan uang baru mereka tidak menolak dan ada penukaran uang baru, mereka juga ikut menukarkan uang,” terang Beny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya