SOLOPOS.COM - Shinta Ratri (Arief Junianto/JIBI/Harian Jogja)

Solopos.com, JOGJA — Pemimpin Pesantren Waria Al-Fatah Kotagede, Jogja, Shinta Ratri, meninggal dunia karena serangan jantung di RSUD Jogja, Rabu (1/2/2023) pagi. Shinta beberapa hari terakhir mengeluh sakit asam lambung dan dirawat jalan.

Ustazah Pesantren Waria Al-Fatah, Masthuriyah Sa’dan, mengatakan jenazah Shinta disemayamkan di rumah duka Jagalan dan dimakamkan Rabu siang pukul 14.00.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Shinta Ratri meninggal dalam usia 60 tahun. Dia adalah tokoh waria berpengaruh yang pernah menerima penghargaan dari Front Line Defenders, organisasi internasional untuk perlindungan pembela HAM berbasis di Irlandia.

Penghargaan itu khusus diberikan untuk pembela HAM berisiko tinggi yang mengalami kekerasan.

Oganisasi itu mengundang Shinta datang ke Dublin, Irlandia, untuk menerima penghargaan bersama empat pembela HAM lainnya pada 2 Oktober 2019.

Pesantren Waria Al-Fatah berdiri sejak 2014 di rumah Shinta Ratri di tengah perkampungan Kotagede, di antara gang-gang sempit dan bangunan berarsitektur Jawa.

Pesantren waria berawal dari rutinitas Maryani, seorang waria yang mengikuti pengajian Hamrolie Harun, pengasuh pengajian Al Fatah di Pathuk. Hamrolie juga yang memberi nama Pondok Pesantren Al-Fatah.

Pesantren Waria Al-Fatah menjadi tempat kaum minoritas, waria, di Jogja belajar tentang Islam. Hamrolie meninggal dunia pada 2013 dan Maryani meninggal dunia pada 2014.

Sementara itu, pengurus Yayasan Keluarga Besar Waria Yogyakarta (Kebaya), Rully Malay, mengatakan sebelum meninggal dunia, Shinta sempat sakit selama tiga hari. Pada Minggu (29/1/202) kemudian, ia dibawa ke Rumah Sakit Islam Hidayatullah di Umbulharjo untuk mendapatkan perawatan intensif. Shinta menjalani rawat jalan di rumah sakit itu dan kemudian dibawa pulang kembali.

“Saya sempat jenguk pas pulang dari rumah sakit wajahnya sudah cerah. Katanya mau susun laporan saya bilang besok saja. Terus kemarin juga ada mau kunjungan teman-teman pengajian dari Surabaya beliau bilang enggak apa-apa, diteruskan saja,” kata Rully, Rabu (1/2/2023).

Kunjungan itu berlangsung pada Senin (30/1/2023). Setelahnya kondisi Shinta disebut terus menurun. Sore harinya sekitar pukul 17.00 WIB, ia dibawa ke RSUD Jogja dan mendapat perawatan di rumah sakit itu. Shinta dirawat selama dua atau tiga hari hingga meninggal dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya