SOLOPOS.COM - IIustrasi malware. (istimewa)

Serangan hacker tahun depan diprediksi semakin besar. Ada lima ancaman siber 2016, apa saja?

Solopos.com, SOLO — Ancaman dunia maya atau siber, menjadi bahaya tersendiri bagi negara. Semakin tingginya adopsi teknologi dalam kehidupan manusia, mengakibatkan banyak informasi yang mungkin bocor.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seperti dikutip dari Okezone, Jumat (25/12/2015), pakar keamanan siber dan kriptografi, Pratama Persadha, menyebut, tahun depan ada lima ancaman siber yang harus diperhatikan. Berikut ini lima ancaman siber tahun 2016:

Serangan DDoS.

Distributed Denial of Service atau yang lebih dikenal dengan DDoS selama 2015 menjadi primadona serangan Internet. Targetnya tak tanggung-tanggung, sektor teknologi informasi, komunikasi, dan perbankan. Bahkan dari riset Karspersky Lab menemukan, total seperempat dari perusahaan yang bergerak di sektor tersebut mengalami serangan.

DDoS sering digunakan sebagai serangan dengan tujuan memeras, merusak sistem dan merusak reputasi sebuah instansi atau perusahaan. Namun, dalam banyak kasus DDoS digunakan sebagai pengalih perhatian di saat yang bersamaan peretas melakukan serangan dengan teknik lainnya. “Di youtube dan beberapa forum Internet jamak ditemui video maupun tutorial melakukan serangan DDoS,” tuturnya.

Ransomware

Di antara jutaan malware yang tersebar di jaringan Internet, ransomware adalah yang paling ditakuti di dunia maya saat ini. Malware tersebut punya kemampuan untuk menghapus informasi, merusak sistem dan yang membuatnya terkenal adalah kemampuan mengenkripsi file korban.

Ransomware menjadi alat yang efektif untuk memeras individu sampai lembaga besar. Serangannya membuat pemilik file tidak bisa membuka karena terenkripsi. Hanya kunci untuk dekripsi yang dipegang peretaslah sebagai pembuka.

Email Phising

Email Phising masih menjadi ancaman serius bagi para pengguna Internet. Menurut riset Trend Micro, selama 2015 tercatat lebih dari 90% malware disebarkan lewat email phising.

“Perusahan teknologi informasi masih menjadi sasaran utama mencapai angka 47%. Google, Yahoo dan Facebook yang menjadi sasaran terbesar serangan phising, terutama lewat email dan aplikasi atau game palsu,” paparnya.

Poor Patch Management

Setiap perusahaan yang memiliki infrastruktur IT, wajib melakukan patch management. Itu adalah proses perbaikan atau menutup celah keamanan yang ditemukan dalam sistem, jelas tujuannya untuk menjaga keamanan jaringan.

Namun, masih banyak perusahaan yang kurang mengindahkan hal ini. Inilah yang disebut sebagai poor patch management. Para peretas ini mengincar hal-hal yang dianggap remeh oleh banyak orang, seperti mengupdate security browser, database dan aplikasi penunjang lainnya.

Lewat celah keamanan ini, para peretas bisa menaruh exploit, malware, mencuri informasi, merusak sistem atau merusak reputasi sebuah instansi dan perusahaan.

Employee Error

Employee error adalah kelalaian pegawai sebuah perusahaan, bisa berefek pada ancaman serangan cyber. Contohnya kehilangan device bawaan kantor, sembarangan mencolokkan flash disk, sembarangan membagikan password dan jadi korban phising.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya