SOLOPOS.COM - Mbah Maridjan (dok. Solopos.com)

Mbah Maridjan (dok. Solopos.com)

Mbah Maridjan (dok. Solopos.com)

Solopos.com, SLEMAN — Ratusan warga Kinahrejo dan Cangkringan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (19/7/2013), memadati halaman bekas rumah Mbah Maridjan guna memeringati 1.000 hari meninggalnya juru kunci Gunung Merapi itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Almarhum Mbah Maridjan yang diangkat oleh Sri Sultan HB IX sebagai juru kunci Gunung Merapi itu dikenal luas sebagai pribadi yang amanah. Ia tetap setia menunggu gunung teraktif di dunia itu hingga awan panas menggulungnya, 26 Oktober 2010.

Hingga kini, salah seorang kerabat Mbah Maridjan, Agus Wiyarto mengaku tidak percaya jika Mbah Maridjan sudah tiada. Terlebih sudah 1.000 hari atau sekitar tiga tahun.

“Tidak terasa dan seperti masih mimpi saja. Namun kami berharap yang terbaik untuk almarhum. Semoga semua amal dan ibadahnya diterima sama Gusti,” kata Agus di Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, DIY, Jumat.

Agus mengaku masih ingat setiap sore menjelang malam selalu datang ke rumah Mbah Maridjan untuk mengobrol. Obrolan ringan namun penuh makna. “Petuahnya itu selalu lewat perumpamaan. Dia tidak pernah menegur orang langsung, namun lewat perumpamaan. Bahkan perlu dicerna dulu agar bisa memahami pesan almarhum,” jelas Agus.

Juru Kunci Merapi yang tidak lain putra Mbah Maridjan, Asih juga mengatakan hal serupa. Dia masih tidak percaya jika Mbah Maridjan telah tiada. “Bapak itu kayaknya belum meninggal. Bapak itu hanya pergi dan belum pulang,” kata Asih.

Asih mengaku selalu teringat jelas sosok Mbah Maridjan ketika melihat iklan dari Sidomuncul. Dia mengaku terbawa suasana jika mendengar kata “rosa” sang bapak. Seolah-olah almarhum masih ada di dunia ini.

“Kami sekeluarga memang setuju iklan bapak masih diputar. Namun setiap mendengar kata “rosa” saya langsung terenyuh. Iklan itu selalu mengingatkan saya untuk selalu patuh pada alam,” ungkap Asih.

Presiden Direktur PT Sido Muncul, Irwan Wijaya mengatakan jika iklan Mbah Maridjan masih akan diputar jika keluarga menyetujui. Dia mengatakan untuk 10 tahun ke depan pun jika keluarga menyetujui masih akan di putar lagi.

“Sepuluh tahun atau dua puluh tahun ke depan kami masih akan melihat sosok Mbah Maridjan di televisi untuk menjadi bintang iklan. Tentu saja kalau keluarga masih memperbolehkan untuk diputar,” jelas Irwan.

Irwan menegaskan sosok Mbah Maridjan yang sederhana patut menjadi tauladan. Sementara munculnya sosok Mbah Maridjan dalam iklan karena tanggung jawab masih ada keluarga yang ditinggalkan almarhum yang membutuhkan biaya untuk hidup. “Kami juga membantu keluarga Mbah Maridjan meski Mbah Maridjan sudah meninggal. Jadi bisa dikatakan Mbah Maridjan ini masih memberikan nafkah pada keluarganya hingga kini,” lanjut Irwan.

Hingga kini, Mbah Maridjan memang masih diingat masyarakat luas. Bahkan menjelang Ramadan pun makamnya banyak didatangi peziarah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya