SOLOPOS.COM - Warga masyarakat Jrangkah, Sudimoro, Teras, Boyolali, melaksanakan fogging pada Minggu (20/3/2022). Fogging dilaksanakan pada satu RT sebanyak 65 rumah. (Istimewa)

Solopos.com, BOYOLALI — Seorang warga Dusun Jrangkah, Desa Sudimoro, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah diduga meninggal karena demam berdarah dengue (DBD).

Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali menyampaikan data sejak awal tahun 2022 hingga Maret, terhitung 73 kasus DBD dengan dua kasus kematian. Kondisi berbeda terjadi tahun lalu, tepatnya pada awal tahun 2021 sampai Maret 2021, terhitung 31 kasus dengan nol kematian.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Puji Astuti, mengatakan jumlah kasus DBD sampai Maret 2022 lebih tinggi dibanding kasus pada Maret 2021. Rinciannya Januari 2022 ada 40 kasus dengan satu kematian. Lebih tinggi dibanding 2021 sebanyak 19 kasus dengan nol kematian.

Baca Juga : Saat Cuaca Ekstrem, Waspadai Tiga Penyakit Ini

Februari 2022 ada 20 kasus dengan nol kematian, lebih tinggi dibanding 2022 sebanyak lima kasus dan nol kematian. “Maret ada 17 kasus dengan satu kematian. Itu lebih tinggi dibanding 2021 ada tujuh kasus dan nol kematian,” jelas Puji saat dimintai konfirmasi Solopos.com pada Senin (21/3/2022).

Dihubungi secara terpisah, Kepala Dusun (Kadus) Jrangkah, Agus Suryono, menyampaikan warga Dusun Jrangkah melaksanakan fogging pada Minggu (20/3/2022). “Jumlah total untuk yang terkena DBD satu orang, kemudian DD [Demam Dengue] dua orang. Untuk kematian satu orang meninggal karena DBD,” kata saat dihubungi Solopos.com pada Senin (21/3/2022).

Baca Juga : Dua Balita di Karanganyar Meninggal karena DBD, Pemkab Giatkan Fogging

Agus mengungkapkan upaya fogging dilaksanakan warga Jrangkah secara swadaya dan gotong royong. Fogging dilaksanakan di 65 rumah yang berada dalam satu RT. Agus mengungkapkan kasus DBD di dusunnya mulai muncul sejak Februari 2022.

Selain dengan fogging, warga setempat juga berupaya melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). “Masih ada positif jentik di lingkungan penderita. Kami melaksanakan PSN seperti gotong royong membersihkan lingkungan. Saya juga mengimbau warga melaksanakan PSN secara berkala tiap sepekan sekali,” ungkapnya.

Baca Juga : 9 Warga Boyolali Positif Terjangkit DBD, Awas Jangan Sampai Tertular

Kepala Dinas Kesehatan Boyolali, Puji, menambahkan upaya yang telah dilaksankan Dinkes Boyolali antara lain penyelidikan epidemologi setiap kasus, penyuluhan PSN 3M plus, pemberdayaan masyarakat terkait pnanggulangan DBD, larvasidasi, fogging fokus pada kasus yang memenuhi kriteria, dan pengaktifan kelompok kerja operasional DBD.

Puji juga mengimbau masyarakat Boyolali selalu membersihkan lingkungan sekitar agar nyamuk penyebab DBD tidak bersarang di lingkungan sekitar. “Kalau ada gejala panas, cepat berobat ke dokter. Jangan menutup-nutupi jika ditanya kapan hari pertama mulai panas. Dan PSN itu yang diutamakan untuk memberantas sarang nyamuk, bukan fogging-nya,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya