SOLOPOS.COM - Vaksin AstraZeneca. (ft.com)

Solopos.com, JAKARTA -- Seorang pemuda bernama Trio Fauqi Firdaus asal DKI Jakarta, meninggal dunia setelah di vaksin AstraZeneca. Kejadian ini sedang dikaji oleh pihak terkait, yaitu Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

Kronologi kejadian tersebut, seperti diceritakan keluarga korban, berawal saat Trio menjalani vaksin di Gelora Bung Karno (GBK) pada Rabu (5/5/2021). Trio pulang ke rumah dalam rentang waktu pukul 15.30 WIB-16.30 WIB. Trio bercerita sudah melakukan suntik vaksin yang difasilitasi kantornya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Dia bercerita ke ibu saya bahwa dia baru saja melaksanakan suntik vaksin di GBK yang bekerja sama dengan RS Pertamina Pusat kalau enggak salah. Setelah pulang dia mengeluh nih kepada ibu saya, dia mengalami kondisi yang tidak enak setelah itu," kata Viki, kakak korban, saat dihubungi, Senin (10/5/2021).

Kepada ibunya, Trio mengaku merasakan demam, sakit kepala hebat, dan pegal linu di sekujur tubuh. Awalnya sempat ditawarkan obat sakit kepala, tapi ditolak karena khawatir usai divaksinasi.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Asyik, Boyolali Terima Vaksin Astrazeneca

"Bahwa dia mengeluhkan demam tinggi, sakit kepala hebat terus sekujur tubuhnya linu," ujarnya.

Kemudian korban dibawa ke klinik dekat rumahnya, tapi sampai di sana klinik tersebut tutup sehingga tidak jadi diperiksa. Akhirnya pada Kamis (6/5/2021) gejala yang dirasakan Trio semakin berat. Trio sempat mengalami syok seperti kejang.

"Akhirnya dia syok sakit kepala yang luar biasa, dia syok seperti napasnya sudah berat, seperti sesak terengap-engap, termegap-megap, matanya itu seperti orang kejang," ujarnya.

Akhirnya Meninggal

Kemudian keluarga membawa Trio ke RS swasta di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, dekat rumahnya agar mendapat penanganan tercepat. Namun sesampainya di sana, pihak rumah sakit menganjurkan agar korban dibawa ke rumah sakit yang lebih besar seusai diceritakan penyebabnya adalah vaksin.

"Akhirnya dibawa ke RS bersalin Asta Nugraha karena biar dilakukan penindakan UGD. Nah sempat terjadi penolakan yang saya dengar dari pihak Asta Nugraha karena ditanya ini apa? Sakit apa ? Bahwa ini habis suntik vaksin. Dianjurkan oleh mereka, bukan ditolak diperiksa kepada rumah sakit yang lebih besar," ujarnya.

Baca Juga: Kemenkes Terbitkan SE Terkait Vaksin AstraZeneca, Apa Isinya?

Namun akhirnya ada dokter yang memeriksa korban dan dinyatakan meninggal dunia. "Pada akhirnya ada dokter yang memeriksa dia dan menyatakan si Rio ini sudah meninggal dunia," ungkapnya.

Viki menyebut jenazah Trio sudah dimakamkan pada Kamis (6/5/2021) sore seusai buka puasa di dekat rumahnya. Sejumlah kerabat kantor tempat adiknya bekerja mendatangi rumah duka.

Viki menyebut hingga saat ini belum ada pihak Dinkes DKI Jakarta ataupun Kemenkes yang mendatangi rumahnya untuk menyampaikan terkait kejadian tersebut. Meski begitu, dia sempat mendengar ada pihak lain telah menghubungi adiknya terkait vaksin tersebut.

"Kita ingin minta kejelasan dari pihak-pihak terkait. Sampai sekarang saya sendiri belum dapat kelanjutan dari masalah ini seperti apa kejelasannya. Bahkan kalau dokter yang menyuntik pun saya nggak tahu," ungkapnya.

Baca Juga: WHO Selidiki Pembekuan Darah Vaksin AstraZeneca, Ini Hasilnya

Viki mengatakan ketika adiknya mengalami gejala demam, pihak keluarga tidak menghubungi nomor telepon yang disarankan karena tidak menemukan dokumen terkait vaksinasi pada saat hari kejadian. Tetapi hanya menemukan adanya bukti SMS sertifikat vaksinasi Covid-19.

Dikaji KIPI

Pihaknya sempat mendengar ada rekan kantor adiknya yang seusai vaksin mengalami gejala demam. Namun tidak terlalu parah seperti adiknya.

"Berdasarkan cerita orang tua saya, ada temannya yang berbarengan dengan dia langsung vaksin waktu itu mengalami hal yang sama. Cuma mungkin kondisi fisiknya lebih kuat atau gimana katanya nggak enak badan gejala-gejalanya. Pembedanya si Trio ini sakit kepala yang luar biasa," ungkapnya.

Juru bicara vaksinasi dari Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan kejadian ini sedang dikaji Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). "Sedang dikaji Komnas KIPI dan Komda KIPI," kata Nadia, Senin (10/5/2021).

Nadia mengatakan Komnas KIPI akan melakukan audit kematian. Investigasi dilakukan kepada berbagai pihak. Jenazah pria itu sudah dimakamkan keluarganya. "Dari semua pihak," tambahnya.

Baca Juga: 5 Negara Ini Tangguhkan Vaksin AstraZeneca pada Kelompok Non Lansia

Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), Prof Hindra Hingky Setiawan, menyayangkan yang bersangkutan tak langsung melapor ke nomor telepon yang tertera di kartu vaksinasi. Pria tersebut, disebutnya, langsung berinisiatif berobat ke dokter umum.

"Dia tidak melapor ke tempat vaksin, kan ada nomor telepon kan di belakang kartu itu. Tapi dia mau berobat ke dokter di dokter biasa dia berobat. Jadi pertanyaan saya, apakah dia punya penyakit dokter langganan, kebetulan dokter langganannya nggak praktik, jadi nggak berobat," jelas Prof Hindra.



Gejala tak kunjung membaik hingga tengah malam. Demam yang dirasakan pria tersebut semakin tinggi dan dirinya disebut Prof Hindra tak kunjung berobat lantaran dokter langganan pria Jakarta ini sedang tak berpraktik.

"Tengah malam dia demam, tinggi, nggak berobat juga, kemudian paginya dia merasa pegal, jadi dipijit, yang bersangkutan belum menikah jadi tinggal serumah dengan keluarga. Setelah dipijat itu pingsan dia, lalu dibawa ke RS di Rawamangun, namun ternyata sampai di RS death on arrival," kata Prof Hindra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya