SOLOPOS.COM - Kesenian jathilan ditampilkan penari dengan iringan musik band Ber6 di acara Reyog Jazz Ponorogo di Telaga Ngebel Ponorogo, Sabtu (12/10) sore. (Madiunpos.com/Abdul Jalil)

Solopos.com, PONOROGO--Pantulan sinar matahari keemasan dari permukaan air telaga dan hawa sejuk ketinggian menjadi latar utama panggung Reyog Jazz Ponorogo 2019 di Telaga Ngebel, Ponorogo, Sabtu (12/10).

Suasana syahdu ketika matahari terbenam mengiringi pembukaan acara tahunan yang menampilkan kesenian tradisional reog dari Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Yang menarik, iringan musiknya menyandingkan langgam tradisional dengan band Ber6. Musikus Denny Chasmala mengomando teman-temannya, Andre Dinuth, YankJay, Zendhy Kusuma, Yandi Andaputra, dan Franky Sadikin.

Cabikan distorsi gitar yang beradu dengan musik pentatonik, spontan merespons lenggak-lenggok kelompok reyog di bawah pohon trembesi. Pergantian nada bergantung pada gerakan penari jathil, warok, dadak merak, bujang ganong, dan klono sewandono.

Konsep luwes dan terbuka pada improvisasi khas jaz juga terlihat dari komposisi pemilihan sejumlah bintang tamu. Ada pemilik suara melankolis Sierra Soetedjo berkolaborasi dengan Tiyo Alibasjah (gitar) dan Dony Koeswinarno (flute/saxophone).

Selain itu juga menampilkan senyawa Fariz RM bersama Adi Darmawan (bas), drummer Eddy Syakroni, dan perkusionis sohor Iwan Wiradz. Di penghujung acara, ada diva pop Krisdayanti.

Festival juga menghadirkan Batur Band yang dimotori drummer Yvon Thibeault (Kanada), gitaris Bennet Brandeis (Amerika Serikat), Brandon Julio (Indonesia) dan penyanyi Gala Ga (Rusia).

Untuk memeriahkan hajatan, festival turut menggandeng komunitas jaz lokal lewat kolaborasi Mrs. Holdingsky–Jazzthilan Community (Ponorogo), The Apprentice–Jazzthilan Community (Ponorogo), So-Jazz Community (Solo), Aditya Ong Trio with JJ–So-Jazz Community (Solo), dan Jazz Community (Madiun).

Sebelum festival musik digelar, acara yang dikonsep ramah lingkungan tersebut diawali dengan kegiatan bersih-bersih di sekitar Telaga Ngebel. Kegiatannya melibatkan komunitas Ponorogo Resik-resik dan perwakilan pelajar SMA Negeri 1 Ponorogo dan SMA Negeri 2 Ponorogo.

Selain membersihkan lingkungan penyelenggaraan acara, penonton juga diharapkan membawa botol minuman mandiri. Panitia menyelenggarakan galon berisi air mineral untuk meminimalkan penggunaan plastik sekali pakai.

Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni, mengatakan acara yang sudah dua kali diselenggarakan di Telaga Ngebel ini bertujuan mempromosikan keindahan alam setempat lewat festival musik. "Konsepnya berbeda dari pergelaran jaz lain. Reyog Jazz Ponorogo satu-satunya pentas musik jaz di telaga," jelas dia.

Ipong berharap penyelenggaraan acara tahunan tersebut berikutnya bisa benar-benar dilaksanakan di atas Telaga Ngebel. Ia mewacanakan pembangunan panggung permanen di atas telaga pada tahun 2020. "Kalau enggak ya 2021. Setidaknya cita-cita itu ada di benak kami," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya