SOLOPOS.COM - Sensus Penduduk Online. (www.bps.go.id)

Solopos.com, KARANGANYAR - Badan Pusat Statistik (BPS) Karanganyar akan melakukan penyusulan data dan verifikasi sensus penduduk online (SPO) melalui droping quisioner pada September nanti. Masih adanya kasus Covid-19 di Karanganyar membuat BPS Karanganyar menyusun strategi untuk meminimalkan risiko penularan bagi petugas lapangan yang bertugas di zona merah.

Periksakan Mata Buram, Pria Tua Asal Karanganyar Dinyatakan Positif Covid-19

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala BPS Karanganyar, Dewi Tri Rahayu, ketika berbincang dengan Solopos.com Kamis (25/6/2020). Menurutnya, adanya wabah Covid-19 membuat pihaknya berhati-hati dalam menugaskan petugas lapangan yang direkrut. Salah satunya pelaksanaan metode verifikasi data dan pemberian quisioner untuk menyusulkan data penduduk yang belum mengisi data pada jadwal sensus penduduk online beberapa waktu lalu.

Ekspedisi Mudik 2024

“Karena adanya Covid-19 ini, kami mencari solusi terbaik bagaimana penugasan di lapangan nanti. Kami terapkan untuk mengurangi tatap muka. Jadi di taruh saja nanti quisionernya oleh petugas dan tidak boleh lama-lama. Kalau ada yang ditugaskan di zona merah yang ada kasus Covid-19, atau di rumah keluarga yang menjalani karantina nanti metodenya seperti memberikan bantuan sembako itu, data quisionernya ditaruh di depan pintu, nanti juga saat dikembalikan di depan pintu juga. Jadi diusahakan minim kontak langsung,” jelas dia.

Guru Tersangka Pemerkosa Gadis SMP Di Karanganyar Ngaku Asisten Pelatih Tinju, Pertina Angkat Bicara

Sensus Penduduk Karanganyar

Selain itu, untuk di zona-zona rawan Covid-19 pihaknya juga merekrut orang wilayah sekitar yang paham kondisi lingkungan. Sehingga, tidak akan terjadi penolakan oleh warga yang masih menerapkan isolasi mandiri. Terkait perlindungan petugas lapangan, Dewi mengungkapkan akan melihat situasi dan kondisi untuk keputusan pembekalan APD bagi petugas lapangan.

“Nanti untuk APD lengkap petugas kami lihat kondisi dulu mengingat anggaran kami yang terbatas. Kami rasa karena hanya droping kemungkinan masih aman. Kami juga kemungkinan tidak akan meminta pendampingan tenaga kesehatan dalam penugasan di lapangan,” kata dia.

Guru Tersangka Pemerkosa Gadis SMP Di Karanganyar Ngaku Asisten Pelatih Tinju, Pertina Angkat Bicara

Rencananya, satu petugas lapangan sensus penduduk akan ditugaskan di lima hingga enam rukun tetangga (RT). Sehingga, estimasi kebutuhan petugas di lapangan sekitar 1.400 orang. Nantinya, petugas tersebut akan digaji Rp100.000 per hari untuk 15 hari kerja atau sekitar Rp1,5 juta.

“Kami efisienkan. Kalau sebelumnya petugas lapangan sistemnya kontrak sebulan bekerja selama 30 hari. Sekarang kami pangkas jadi 15 hari saja. Gajinya juga beda, kalau full tahun kemarin sebulan Rp2,4 juta. Tapi karena pemangkasan anggaran kami harus mengefisiensikan pengeluaran. Nanti Agustus kami mulai pelatihan daring dan September kami laksanakan penugasannya,” ucap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya