SOLOPOS.COM - Ciri-ciri keaslian petugas Sensus Ekonomi 2016. (Facebook.com-MIK Semar)

Sensus Ekonomi, warga Jagalan Jebres diperas petugas sensus ekonomi palsu.

Solopos.com, SOLO–Badan Pusat Statistik (BPS) Solo menerima laporan adanya petugas sensus gadungan yang melakukan pemerasan terhadap salah satu warga Jagalan, Jebres. BPS meminta agar masyarakat mewaspadai aksi kriminalitas yang dilakukan orang-orang yang mengaku-ngaku sebagai petugas sensus ekonomi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala BPS Solo, R. Bagus Rahmat Susanto, mengatakan peristiwa pemerasan tersebut terjadi pada Sabtu (16/5/2016). Dia mendapatkan laporan pemerasan dari salah satu petugas Babinsa yang bertugas di Jagalan.

Bagus memastikan aksi tersebut dilakukan oleh petugas palsu yang memanfaatkan sensus ekonomi untuk berbuat kejahatan. Saat ini, dia sedang mendalami kasus pemerasan tersebut. Dia meminta agar masyarakat tidak takut untuk meminta identitas petugas sensus untuk mengetahui apakah benar-benar petugas asli ataukah abal-abal.

“Selama Sensus Ekonomi ini kan sama sekali tidak ada pungutan, bahkan petugas pun tidak boleh menerima imbalan apa pun. Sebelumnya, kami sudah memberitahu Pak RT dan selalu mewanti-wanti petugas sensus. Gunakan selalu atribut petugas resmi sebelum responden bertanya. Tunjukkanlah surat tugas agar masyarakat ini percaya,” ujarnya saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Senin (16/5/2016).

Dia meminta masyarakat untuk mengenali ciri-ciri atau atribut yang digunakan petugas sensus. Petugas sensus resmi selalu menggunakan atribut rompi, topi, tas dengan warna hitam dan oranye. Pada rompi sebelah kiri ada tulisan Sensus Ekonomi 2016 dan sebelah kanan bertuliskan BPS.

Petugas juga memiliki tanda pengenal dan surat tugas yang ditandatangani oleh Kepala BPS Kota/Kabupaten. Tanpa menggunakan atribut lengkap, masyarakat bisa menolak kedatangan petugas itu.

Bagus selalu meminta agar petugas sensus tertib saat menjalankan tugas. “Kami selalu mewanti-wanti jangan sampai masyarakat ragu terhadap petugas karena tidak mengenakan atribut atau ‘kamu sendiri yang akan kesulitan mendapatkan informasi’,” katanya.

Sementara, BPS Solo menerjunkan 1.151 Petugas Pencacah Lapangan (PCL) di lima kecamatan. Hingga Jumat (13/5/2016), data yang sudah masuk ke BPS Solo baru mencapai 9,53%. Total, ada 1.710 blok sensus yang didata, sedangkan yang sudah masuk baru mencapai 154 blok sensus.

Bagus memperkirakan masih banyak petugas yang belum melaporkan hasil pendataan di lapangan. Dia mengaku masih menemukan kendala masalah keterbukaan masyarakat terhadap petugas. Namun, dia optimistis dengan waktu dua pekan tersisa pendataan bisa selesai 100%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya