SOLOPOS.COM - Suasana kedai kopi Sapuangin Coffee and Farm di Dukuh Pajegan, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Klaten, Senin (8/11/2021). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN—Kawasan Sapuangin, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Klaten, belakangan kian ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah. Tak hanya menikmati suasana dan panorama salah satu kawasan Klaten lantai atas, pengunjung berdatangan untuk menikmati sajian kuliner salah satunya secangkir kopi merapi dari Sapuangin Coffe and Farm.

Kedai kopi tersebut berada di Dukuh Pajegan, Desa Tegalmulyo yang merupakan perkampungan tertinggi atau paling ujung di Tegalmulyo dan berbatasan dengan kawasan Taman Nasional Gunung Merapi. Perkampungan itu berada pada ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut (Mdpl) sehingga menjadikan kawasan itu disebut-sebut sebagai tertinggi di Klaten.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Dari kedai kopi itu pengunjung bisa menikmati pemandangan alam perbukitan Merapi purba yang masih asri dan dikenal warga setempat dengan Gunung Ijo. Ketika cuaca cerah, puncak Merapi terlihat jelas dari kawasan tersebut.

Baca Juga: Fraksi PDIP Wonogiri Sebut Banyak Pemda Buat Regulasi Berlebihan

Tak hanya pemandangan Merapi, pengunjung bisa melihat panorama Klaten dan sekitarnya. Saat Merapi berawan, pengunjung bisa menikmati suasana syahdu seakan dekat dengan awan.

Dibuka mulai 10 Oktober 2021 lalu, Sapuangin Coffee and Farm dikelola oleh warga setempat yang tergabung dalam tim 12. Mereka merupakan sekelompok pemuda setempat yang selama ini terlibat dalam berbagai kegiatan sukarelawan hingga pertanian.

Salah satu anggota tim 12, Srijono, mengatakan kopi yang disajikan merupakan kopi olahan sendiri. Buah kopi mereka peroleh dari petani setempat yang kemudian mereka olah menjadi kopi siap seduh.

Baca Juga: Wayang Sinema, Sensasi Wayangan dengan 25 Dalang Sekaligus

Srijono menuturkan kedai kopi itu tak ubahnya kedai kopi pada umumnya. Namun, kebanyakan pengunjung merasa tertarik dengan sajian kuliner pendamping kopi yang belum tentu ditemui di kedai kopi lain.

Jajanan pendamping yang dimaksud yakni makanan olahan talas serta singkong yang juga hasil kebun warga.

 

Panorama Alam

Selain nikmatnya kopi dan jajanan hasil olahan warga setempat, pengunjung berdatangan lantaran tertarik dengan suasana serta panorama alam kawasan tersebut. Sejuknya kawasan lereng Gunung Merapi ditambah panorama alam yang masih hijau hingga gemerlap lampu perkotaan yang terlihat jelas saat terang membuat pengunjung betah berlama-lama di tempat tersebut.

Baca Juga: BPCB Jateng Temukan 3 Candi Perwara di Situs Watu Genuk Boyolali

Terlebih cuitan burung liar ditambah elang Jawa yang sesekali berterbangan kian melengkapi suasana asri tempat tersebut.

Srijono menjelaskan kedai kopi itu buka setiap hari dengan hari libur atau tutup pada Kamis. Jam buka saat hari biasa dimulai pukul 13.00 WIB. Sementara, pada akhir pekan atau Sabtu-Minggu jam buka mulai pukul 09.00 WIB.

Selain kopi seduhan barista kedai, pengunjung juga bisa membeli kopi hasil olahan petani setempat yang diberi nama Kopi Sapuangin. “Untuk harga segelas kopi Rp10.000-Rp14.000 tergantung penyeduhan. Sementara, harga kopi roast bean untuk kemasan per 250 gram antara Rp80.000-Rp100.000 tergantung proses dan jenisnya. Yang Rp100.000 itu untuk kopi yellow bourbon yang menjadi keunggulan di sini,” kata dia.

Baca Juga: Proyek Grha Megawati Klaten Diguyur APBD 2022 Senilai Rp19 Miliar

Tak hanya kopi, pengunjung bisa menikmati sajian kuliner yang dikelola oleh ibu-ibu di kawasan Sapuangin. Mulai dari sajian pecel, soto, hingga nasi goreng. Lokasinya berdekatan dengan kedai kopi tersebut.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya