SOLOPOS.COM - Ilustrasi hajatan. (Antara)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Diperbolehkannya penyelenggaraan hajatan di Karanganyar menjadi peluang para seniman untuk bisa kembali menggerakkan roda perekonomian mereka.

Namun, di tengah pandemi saat ini, para seniman di Karanganyar harus membanting harga agar tuan rumah hajatan mau untuk menyewa jasa hiburan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Perwakilan seniman di Karanganyar, Joko Dwi Suranto, mengungkapkan saat ini kondisi seniman di Karanganyar sangat memprihatinkan.

Terungkap, Ini Identitas Jenazah Pria di Tasikmadu Karanganyar

Pasalnya, mata pencarian para seniman hilang lantaran adanya larangan penyelenggaraan hajatan saat awal pandemi Covid-19.

Diperbolehkannya hajatan saat ini di Karanganyar menurutnya cukup membantu para seniman meskipun belum bisa pulih sepenuhnya.

"Saat ini para seniman sudah mulai bekerja kembali. Tapi memang belum pulih sepenuhnya karena ada beberapa persepsi berbeda soal penyelenggaraan hajatan di wilayah-wilayah. Ada yang membolehkan ada yang tidak, tapi saat dipaparkan oleh Satpol PP jika diperbolehkan asal tidak malam hari menjadi dasar kami bisa maju terus asal patuh protokol kesehatan," ucap dia kepada Solopos.com Senin (12/10/2020).

Bupati Karanganyar Pertanyakan Wewenang Perizinan di UU Cipta Kerja

Joko mengungkapkan untuk bisa bertahan di tengah pandemi, para seniman harus banting harga agar bisa bersaing. Rata-rata, ungkpa dia, seniman bisa membanting harga hingga 20 persen dibandingkan tarif normal.

"Saat ini trennya justru banting harga, untuk menarik minat tuan rumah hajatan. Soalnya kalau harga mahal malah tidak ada yang mau menyewa. Contohnya yang biasanya Rp150.000 jadi cuma Rp100.000 saja tarifnya. Alasannya tentu saja daripada menganggur di rumah,” imbuh dia.

Senada, salah satu seniman orkes melayu asal Dusun Banjarejo, Tuban, Gondangrejo, Karanganyar, Hanung Budiarto, 31, mengatakan juga menerapkan banting harga meskipun tidak seluruhnya.

Agar Pulih Seperti Sedia Kala

Dibandingkan tarif normal, Hanung mengaku bisa membanting harga hingga 30 persen. Hal tersebut dilakukan agar usahanya bisa kembali pulih seperti sedia kala.

“Bulan kemarin [September] harusnya ramai pekerjaan. Tapi kemarin cuma dapat tujuh panggilan menghibur. Padahal sebelum pandemi, di musim hajatan bisa sampai 50 panggilan itu main siang dan malam. Sebelum pandemi padat sekali, sekarang sepi meskipun sudah mulai berjalan [usaha],” kata Hanung.

Satpol PP Karanganyar Undang Pelaku Usaha Hajatan dan Hiburan, Ini Maunya…

Sementara itu, saat berdiskusi dengan pelaku usaha dan mitra hajatan, Senin, Kepala Satpol PP Karanganyar, Yophy Eko Jatiwibowo, menegaskan hiburan pada hajatan diperbolehkan pada siang hari sesuai arahan Bupati Karanganyar, Juliyatmono.

Menurutnya, yang harus diperhatikan seperti ketertiban jaga jarak, menggunakan masker dan aliran kuota tamu.

"Boleh. Seniman boleh mengisi hiburan saat hajatan asal bukan malam hari. Tapi ya harus pakai masker. Yang kami temukan ketertiban protokol itu. Makanya ini kami kumpulkan untuk berdiskusi bagaimana hajatan dan usaha teman-teman [pengusaha mitra hajatan] jalan, tapi antisipasi Covid-19 juga jalan, sama-sama enak," terang Yophy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya