SOLOPOS.COM - Warga Dukuh Setup Karanganyar diwajibkan mencuci tangan dan menggunakan hand sanitizer saat datang ke hajatan pernikahan warga setempat pada Sabtu (21/3/2020). (Istimewa/Dok. Pribadi)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Seniman yang biasa tampil di acara hajatan meminta warga taat protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Mereka tak mau pemerintah melarang kembali acara hajatan dengan hiburan karena itu akan berdampak pada periuk nasi mereka.

Para pelaku seni ini berharap penyelenggara hajatan memiliki pengawas khusus untuk memastikan panitia dan tamu hajatan mematuhi protokol kesehatan. Terutama memakai masker dan menjaga jarak.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pemkab Karanganyar telah mengizinkan kembali warga menggelar hajatan meski kasus Covid-19 belum melandai. Pemkab Karanganyar tergolong jadi daerah yang lebih dulu mengizinkan penyelenggaraan hajatan, dibanding pemerintah daerah lain di Soloraya. Pertimbangan saat itu adalah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Karanganyar rendah.

2 Tahun Bertahan di Kios Darurat, Pedagang Pasar Karangpandan Akhirnya Tempati Bangunan Baru

Kebijakan itu membawa angin segar untuk pelaku seni dan usaha lain yang terkait, seperti persewaan alat pesta, sound system, jasa katering, dan lain-lain. Mereka akhirnya bisa mencari uang kembali setelah diminta vakum sementara waktu pada awal pandemi Covid-19.

Sayangnya, belum semua pihak mau menyadari pelonggaran penyelenggaraan hajatan harus dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat. Tujuannya bukan membatasi, tetapi berupaya menjaga kesehatan masyarakat.

Masih Abai Protokol Kesehatan

Ketua Seniman Karanganyar (Sekar), Joko Dwi Suranto, menuturkan sebagian masyarakat masih abai terhadap protokol kesehatan dalam penyelenggaraan hajatan. "Pelaku seni pun saya akui belum 100 persen taat protokol kesehatan. Misalnya yang jauh dari kota atau pelosok. Tapi persentase lebih banyak yang taat. Kalau menurut saya, kuncinya bukan hanya pada pelaku seni. Tetapi masyarakat yang hadir," kata Joko saat berbincang dengan wartawan, Selasa (27/10/2020).

Pedagang Keluhkan Ukuran Los Pasar Karangpandan, Pemkab Karanganyar: Masuk Dulu Baru Kami Carikan Solusi

Joko bisa bisa meminta seniman menerapkan protokol kesehatan, terutama menjaga jarak. Salah satunya dengan menata alat musik yang berjarak. Tetapi, dia tidak dapat memastikan penonton maupun tamu undangan juga melakukan hal yang sama.

"Makanya kan jangan hanya mengatur pekerja seni tetapi masyarakat, tamu undangan hajatan juga diingatkan. Mengatur pelaku seni itu mudah. Kami yang tergabung dalam paguyuban [Sekar] bisa langsung patuh. Tetapi kan berbeda dengan tamu undangan di hajatan," tutur dia.

Suka Bergerombol

Joko mencontohkan salah satu kebiasaan tamu undangan di lokasi hajatan yang cenderung suka bergerombol. Terutama saat bertemu teman maupun kerabat. Oleh karena itu, Joko mengusulkan adanya pengawas khusus di setiap hajatan.

Truk Pengangkut 21 Pendaki Terguling di Jenawi Karanganyar, Begini Kronologinya

"Saya kok yakin, among tamu tidak mungkin berani mengingatkan tamu. Ada unsur ewuh pekewuh. Kalau saya berharap ada pengawas tamu memastikan jarak antarkursi tidak berubah. Dia tidak ewuh pekewuh saat terjadi pelanggaran. Jadi selain sarana prasarana protokol kesehatan disediakan, ada pengawas juga," jelas dia.

Joko berharap penyelenggaraan hajatan dengan hiburan tetap diperbolehkan digelar. Maka dari itu, dia berharap masyarakat dapat lebih taat terhadap peraturan pemerintah terutama penerapan protokol kesehatan.

"Kalau seandainya masyarakat taat protokol, pelaku seni ini bisa tetap jalan terus. Masyarakat bisa menikmati hiburan asalkan masyarakat tertib."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya