SOLOPOS.COM - Sejumlah pengunjung dan pedagang kaki lima (PKL) memadati kawasan citywalk di Sriwedari, Solo saat CFD berlangsung, Minggu (22/5/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Penyelenggaraan Car Free Day atau CFD di Jl Slamet Riyadi, Solo, tiap Minggu pagi dinilai sudah semakin semrawut dan tidak tertata. Bahkan tak sedikit yang menyebut area CFD saat ini tak ubahnya pasar tiban.

Beragam aktivitas masyarakat dan pedagang kaki lima (PKL) di CFD kian tak teratur. Baik pengunjung maupun pedagang tumpah ruah di area CFD yang kembali dibuka pada 15 Mei 2022. Kegiatan CFD sempat ditiadakan selama dua tahun akibat pandemi Covid-19.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Presiden Republik Aeng-Aeng yang sejak awal menjadi pegiat CFD Solo, Mayor Haristanto, mengatakan beragam aktivitas masyarakat dan PKL terkonsentrasi mulai dari depan Solo Grand Mall hingga Sriwedari. Aktivitas masyarakat seperti senam sehat memakan hampir separuh bahu jalan.

Kondisi ini diperparah dengan pelaku jasa mainan di pinggir jalan membuat area CFD Solo kian semrawut dan bikin pengunjung tidak nyaman. “Sekarang CFD tak jauh beda dengan pasar tiban. Masyarakat dan pedagang berkumpul di satu lokasi. Tidak ada ruang bagi pengunjung untuk jalan santai. Tidak seperti dulu,” katanya saat berbincang dengan Solopos.com di area CFD, Minggu (21/8/2022).

Mayor mengaku hampir setiap Minggu melakukan atraksi di area CFD. Atraksi itu erat hubungannya dengan event atau kegiatan yang digelar di Kota Bengawan. Area atraksi berimpitan langsung dengan pelaku usaha jasa mainan dan sejenisnya.

Baca Juga: PKL CFD Solo Terus Bertambah, Citywalk Kini Sumpek dan Penuh Sesak

Esensi CFD

Padahal, jumlah pelaku usaha jasa mainan dan sejenisnya kian bertambah. “Ini salah satu dampak penutupan zona PKL di citywalk mulai dari Gladag-Ngapeman. Ratusan pedagang lari ke depan Sriwedari sehingga kesannya semrawut,” ujarnya.

Seorang pengunjung CFD asal Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Solo, Suminto, mengatakan esensi CFD adalah hari bebas kendaraan bagi masyarakat. Area CFD semestinya diutamakan untuk aktivitas olahraga, atraksi seni, dan budaya serta kegiatan mengenai lingkungan.

Sementara sebagian ruas jalan di area CFD Solo digunakan untuk pelaku jasa mainan dan PKL kuliner sehingga kini malah semrawut. “Sekarang pengunjung CFD yang bersepeda sangat jarang. Memang masih ada, tapi tidak banyak. Berbeda saat CFD digelar pada beberapa tahun lalu,” ujarnya.

Baca Juga: Tanggapi Usulan CFD Solo Tanpa Pedagang, Gibran: Tambah Diprotes Aku…

Terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Lalu Lintas Dishub Solo, Ari Wibowo, menyatakan terus memantau aktivitas masyarakat dan pedagang di area CFD. Ari tak memungkiri animo masyarakat untuk mengunjungi CFD cukup tinggi setelah libur selama dua tahun akibat pandemi Covid-19.

Dishub Solo bakal berkoordinasi dengan instansi lain terkait penataan PKL kuliner agar tak terkesan semrawut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya