SOLOPOS.COM - Duri, 55, (kiri) saat menunggui istrinya, Munipah, 48, yang tengah menjalani perawatan medis usai menjadi korban kecelakaan di indekos Jl. Pemugaran Utama, Nusukan, Solo, pada Sabtu (26/9/2020) sore. (Solopos.com/Ichsan Kholif Rahman)

Solopos.com, SOLO -- Pasangan suami istri atau pasutri pemulung, Duri, 55, dan Munipah, 48, pemulung kehilangan bayi kembar dalam kandungan setelah menjadi korban tabrak lari di Jl Piere Tendean, Nusukan, Solo, sekitar dua pekan lalu.

Munipah yang tengah hamil sembilan bulan sempat terseret mobil yang menabrak pasutri itu dari belakang hingga terkapar. Kepada Solopos.com yang menemuinya akhir pekan lalu, Duri, menceritakan kronologi tabrak lari itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Saat itu ia dan istrinya, Munipah, baru selesai memulung lalu pulang dengan mengayuh becak berisi rongsokan. Sedangkan istrinya Munipah menuntun sepeda kayuh tepat di depan Duri.

Antisipasi Kasus Covid-19 Meledak Lagi, RSUD Bung Karno Solo Siapkan 198 Bed

Saat itu tiba-tiba ada mobil melaju dari arah belakang dan melakukan tabrak lari kepada pasutri pemulung itu. "Tahu-tahu ada mobil yang menabrak saya dari belakang. Mobil itu seketika juga menabrak Munipah. Istri saya terseret cukup jauh, setang sepedanya nyangkut ke mobil," papar Duri.

Ia langsung berusaha sekuat tenaga mengejar istrinya yang terseret mobil. Duri takut membayangkan jika hal terburuk menimpa istri dan bayi kembar dalam kandungannya.

Becak Hancur

"Saya kaget saat melihat kepala istri saya mengeluarkan darah banyak sekali. Kaki saya juga sakit sekali saat itu. Sementara becak saya hancur," papar Duri.

Hanya Tambah 4 Kasus Baru Positif Covid-19, Satgas Solo: Tetap Waspada!

Pada sisi lain, pengendara mobil bukannya berhenti untuk menolong malah langsung kabur. Untunglah ada warga sekitar menolong pasutri pemulung korban tabrak lari tersebut.

Warga membantu membawa Duri dan Munipah ke rumah sakit. Duri sampai tidak memedulikan cedera kakinya saking khawatir dengan keadaan istrinya yang tengah hamil sembilan itu.

Setelah mendapat penanganan medis, Munipah berhasil selamat namun tidak dengan janin anak kembar dalam kandungannya. Bayi yang sudah 15 tahun dinanti-nantikan oleh pasutri pemulung korban tabrak lari itu meninggal.

15 Tahun Menunggu Punya Anak, Pemulung Solo Ini Malah Keguguran Gara-Gara Tabrak Lari

Sulit Bekerja

Sejak Sabtu (26/9/2020) lalu, Duri sudah mulai bekerja kembali memulung barang rongsokan. Ia harus berjalan kaki lantaran becak sumber penghidupannya telah ia jual untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Ia mendapat Rp200.000 dari penjualan becak itu. Ia mengakui sangat terasa sulit bekerja sendirian karena istrinya belum pulih setelah tabrak lari itu.

Selain Ngadirejo dan Pabelan, Ini 4 Keluarga Yang Juga Jadi Klaster Covid-19 Sukoharjo

Selama ini ia mengandalkan Munipah untuk urusan baca tulis. Sehingga, ia harus kembali pulang dulu meminta Munipah mencatatkan rongsokan yang sudah Duri peroleh.

“Saya tidak bisa kalau tidak bekerja. Dulu saya punya dua becak, satu rusak satu dipinjam orang, tapi tidak bayar sewa ke saya. Setelah tahu saya tertimpa musibah, becak itu dikembalikan,” papar Duri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya