SOLOPOS.COM - Pelaku usaha kue kering rumahan memasukkan loyang kue yang sudah tercetak ke dalam oven di rumahnya, Kerten, Solo, Kamis (15/4/2022). (Solopos/Siti Nur Azizah)

Solopos.com, SOLO — Para pelaku bisnis rumahan yang memproduksi kue kering di Solo mulai banjir pesanan menjelang Lebaran 2022 ini. Order yang mereka dapat mengalami kenaikan signifikan dibandingkan Lebaran 2021 lalu yang cenderung sepi.

Pelaku usaha pembuatan kue kering itu selama ini giat memasarkan produknya melalui media sosial. Salah satu pemilik usaha kue kering online asal Kerten, Laweyan, Solo, Desita Purwanto, menceritakan pengalaman usahanya yang bermerek Mommas Cooking itu.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Biaya produksi naik kurang lebih 25% dibanding tahun lalu. Sedangkan penghasilan pada 2018-2020 meningkat. Tetapi pada 2021 tidak mengalami peningkatan. Tahun 2022 ini mulai meningkat kembali dengan adanya permintaan menjelang Lebaran,” terangnya saat diwawancarai Solopos.com melalui Whatsapp, Kamis (14/4/2022).

Baca Juga: Wah, Pemkot Solo Tawari Mal Buka Sampai Tengah Malam saat Lebaran

Naiknya permintaan kue Lebaran tahun ini menjadi tantangan bagi pelaku usaha rumahan di Solo seperti Desita dalam menjalankan bisnisnya. Tantangannya bukan pada proses produksi selama Ramadan, melainkan besarnya permintaan yang melebihi kapasitas produksi.

“Karena industri rumah tangga minim peralatan jadi produksi agak terhambat, walaupun tidak menjadi kendala utama,” katanya. Kendala yang paling terasa adalah kenaikan harga bahan baku yang membuat biaya produksi naik. Akibatnya harga jual juga ikut naik.

Kenaikan harga jual itu misalnya kastangel dengan berat 250 gram yang dulu Rp35.000 menjadi Rp40.000, nastar nanas dari Rp30.000 ke Rp40.000, dan nastar kurma dari Rp35.000 menjadi Rp40.000. Sedangkan kue putri salju tetap Rp30.000 dan semprit susu Rp25.000.

Baca Juga: Waspada! Ini Isu Rawan Konflik Tiap Kecamatan di Solo Jelang Lebaran

Langganan dari Tahun ke Tahun

Untungnya, kenaikan harga jual itu tidak membuat pelaku usaha kue kering Lebaran asal Kerten, Laweyan, Solo, tersebut kehilangan konsumen, karena mayoritas pembeli adalah repeater atau langganan dari tahun ke tahun.

“Selain langganan dari kenalan tahun-tahun lalu, market kami kebanyakan dari follower social media [Instagram dan Facebook]. Lalu kami juga ada akun e-commerce,” ungkapnya,

Desita merintis bisnis kue kering sejak 2018. Awalnya dia memproduksi hanya untuk keluarga dan kerabat. Lalu muncul ide untuk dikemas agar lebih menarik sehingga dapat dijual. “Jadi kurang lebih sudah empat tahun. Walaupun bukan Ramadan, kami tetap melayani pembelian dan pemesanan,” ungkapnya.

Baca Juga: Mayoritas RT Solo Zona Hijau Covid-19, Siap Terima Pemudik Lebaran?

Sementara itu, pelaku usaha kue kering lainnya di Dukuhan, Kerten, Laweyan, Solo, Angger Septiana, memilih tidak menaikkan harga penjualan dan hal itu lah yang menjadi tantangan baginya saat Lebaran.

“Harga kue dari tahun kemarin tidak mengalami kenaikan, dan ini menjadi tantangan bagi saya untuk tetap menjaga kualitas di saat harga-harga bahan kue naik selaam Ramadan,” ungkapnya saat dihubungi Solopos.com, Kamis.

Angger tidak menaikkan harga jual karena ia sudah mempunyai pelanggan tetap dan reseller yang bersedia mengambil pesanan di tempatnya. Sampai saat ini permintaan dari konsumen mulai meningkat 50% dibanding tahun sebelumnya.

Baca Juga: Sambut Lebaran, Matahari Solo Grand Mall Tambah Lokasi Kasir dan SPG

Promosi di Media Sosial

“Kami sudah memiliki beberapa pelanggan tetap dan juga reseller, di samping tetap menjaga kualitas barang yang dibuat juga lebih menggiatkan promosi di media sosial,” terang owner Kuemu Solo itu.

Pembeli kue kering buatan Angger mayoritas dari pengguna Instagram di Soloraya seperti anak-anak muda dan ibu-ibu. Bahkan, kata Angger, pembeli kue Lebaran dia berasal dari luar Kota Solo.

Bisnis yang dirintis pada tahun 2019 itu, Angger kerjakan sendiri dibantu dengan ibu dan bapaknya. Harga dibanderol bervariasi mulai dari Rp25.000 hingga Rp28.000 dengan berat 250 gram. Untuk ukuran 500 gram mulai dari Rp48.000 sampai Rp68.000.

Baca Juga: Bisa Datangkan Cuan, Ini Sederet Bisnis Menjanjikan Saat Ramadan

Salah satu pembeli kue kering, Jumiyati, 43, mengatakan lebih memilih kue kering buatan rumah, karena lebih efisien dan bisa COD (Cash On Delivery). “Sekarang kan gampang tidak perlu ke toko, langsung janjian sama yang beli dan bisa COD di dekat rumah, justru lebih efisien,” ujarnya kepada Solopos.com.

Jumiyati juga menambahkan selain untuk memenuhi kebutuhan Lebaran, dengan membeli kue kering rumahan juga turut mendukung UMKM agar tetap hidup di tengah pandemi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya