SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pelajar Sekolah Dasar (SD) (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, SOLO — SD Negeri Mangkubumen Kidul No 16 Solo menjadi salah satu sekolah yang mulai kembali menggelar pembelajaran tatap muka atau PTM pada Senin (14/2/2022).

PTM di sekolah ini dihentikan dan beralih ke pembelajaran jarak jauh (PJJ) pada awal Februari lalu karena ada siswa yang terpapar Covid-19.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kepala SDN Mangkubumen Kidul No 16, Solo, Joko Sudibyo, mengatakan sekolah menerapkan PTM terbatas 50% kapasitas untuk semua kelas. Dalam satu hari separuh dari jumlah siswa menjalankan PTM dan separuhnya lagi PJJ.

Baca Juga: PTM Dimulai Lagi, Vaksinasi Pelajar Solo Diklaim Sudah 90%

Ekspedisi Mudik 2024

Kemudian hari berikutnya dibalik, separuh siswa SD Negeri Mangkubumen Kidul No 16 Solo yang sebelumnya ikut PTM berganti menjalankan PJJ, begitu sebaliknya. Namun hal tersebut tidak berlaku bagi siswa yang terpapar Covid-19 atau menjadi kontak erat keluarganya yang terpapar Covid-19.

“Bagi siswa yang terpapar pada Januari dan Februari kemarin saat ini masih isoman, jadi tidak diikutkan PTM,” kata Joko, Senin. Ia menyebutkan pada Januari 2022 ada satu siswa yang terpapar.

Kemudian pada Februari juga ada satu siswa yang terpapar. Sementara siswa lainnya dan guru, berdasarkan hasil tracing, hasilnya negatif Covid-19. Total di sekolah itu ada 413 siswa.

Baca Juga: Mayoritas Sekolah di Solo Sudah Kembali ke PTM, Surveilans Dilanjutkan

Sementara mengenai pola pembelajaran PJJ dan PTM, Kepala SD Negeri Mangkubumen Kidul No 16 Solo itu mengatakan hal itu merupakan upaya sekolah sesuai arahan pemerintah untuk menekan potensi persebaran Covid-19. “Mengenai kualitasnya, sejak awal dari Menteri Pendidikan juga sudah memaklumi itu,” ujarnya.

Sekolah Harus Adaptif

Joko pun tak mempersoalkan berubah-ubah pola pembelajaran dari PTM ke PJJ dan seterusnya. Menurutnya sekolah sudah menyesuaikan hal itu. Joko menyadari dalam situasi seperti sekarang sekolah harus adaptif.

“Kami bagian dari pemerintah, apa yang dianjurkan pemerintah, tentu kami laksanakan. Jadi sekolah memang lebih adaptif, tidak ada masalah. Ini dilakukan dengan mengedepankan keselamatan siswa,” jelasnya.

Baca Juga: Belum Diizinkan Ortu Siswa, PTM di SDN Cemara Dua Solo Diikuti 50%

Penerapan pola pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah saat ini selalu sepengetahuan orang tua siswa. Komunikasi antara pihak sekolah dan orang tua dilakukan secara intensif melalui grup pesan Whatsapp.

Salah satu guru di salah satu SD di Laweyan yang tidak mau disebut namanya mengatakan dengan adanya beberapa kali peralihan model pembelajaran saat ini menjadi tantangan tersendiri dalam mengajar. Ia menyampaikan dengan dilaksanakannya PJJ melalui aplikasi Zoom atau lainnya memang terkadang materi tidak sepenuhnya sampai kepada anak didik.

“Banyak anak-anak yang tidak ikut karena HP dibawa orang tua dan orang tua bekerja. Dengan begitu banyak materi yang tertinggal. Tantangan lain saat pelaksanaan PJJ, yakni harus membuat nateri setiap hari serta mempersiapkan pertemuan virtual.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya