SOLOPOS.COM - Ilustrasi banjir rob di Pekalongan, Jawa Tengah. (Antara Foto)

Solopos.com, SEMARANG – Wakil Ketua Komisi D DPRD Jateng, Hadi Santoso, meminta lembaga eksekutif untuk mengkaji ulang rencana pembangunan proyek industri di kawasan pesisir pintura yang terancam tenggelam.

Upaya itu dilakukan sebagai salah satu cara mengantisipasi ancaman penurunan permukaan tanah di kawasan pesisir pantai utara (pantura).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Penurunan tanah menjadi masalah serius di kawasan pesisir Jawa Tengah. Bahkan, pakar geodesi ITB, Heri Andreas, memprediksi penurunan tanah di kawasan pesisir membuat tiga wilayah Jateng di Kawasan pantura, yaitu Semarang, Demak, dan Pekalongan bakal tenggelam lebih dulu dibanding Jakarta.

Hadi menilai prediksi pakar ITB itu sebagai sebuah peringatan bagi pemerintah di Jateng untuk segera berbenah, salah satunya mengkaji tata pola dan struktur ruang di kawasan pesisir.

Ekspedisi Mudik 2024

“Tata pola dan struktur ruang, khususnya untuk mengurangi tekanan dan beban tanah di kawasan pesisir harus mulai dilakukan. Hentikan pembangunan pabrik dan perumahan di lokasi yang risiko landsubsidence tinggi,” ujar Hadi kepada Semarangpos.com, Kamis (5/7/2021).

Baca juga: Semarang, Demak, & Pekalongan Diprediksi Tenggelam

Selain pembangunan pabrik, Hadi juga meminta pemerintah untuk lebih memanfaatkan sistem pemanfaatan air melalui jaringan pipa di kawasan industri yang banyak berdiri di kawasan pesisir pantura Jateng yang terancam tenggelam.

Menurutnya, pengambilan air tanah yang masif menjadi salah satu penyebab penurunan permukaan tanah atau land subsidence.

“Ini menjadi alarm bagi pemerintah agar melengkapi sistem pemanfaatan air di kawasan industri. Pantura harus nol pengambilan air tanah,” ujar politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.

Hadi menambahkan ada kemungkinan pabrik-pabrik yang berdiri di kawasan industri sudah mulai menggunakan jaringan pipa untuk memenuhi kebutuhan air.

Baca juga: Wiiii… Mantan Atlet Badminton China Huang Hua Rival Susi Susanti Ternyata Tinggal di Klaten Hlo! Ini Profilnya

SPAM Regional Petanglong

Namun, tidak menutup kemungkinan pelaku industri di luar Kawasan pantura Jateng, seperti pabrik maupun hotel yang masih mengeksploitasi air tanah, dengan menggunakan sumur dalam.

Hadi menyebut masalah pengambilan air tanah sebenarnya sudah disiasati pemerintah dengan membangun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Petanglong di Desa Krompeng, Kecamatan Talun, Kabupaten Pekalongan.

SPAM Regional Petanglong itu mampu memenuhi akses air minum aman bagi penduduk di kawasan pesisir yang tersebar di Kabupaten Batang, Kabupaten Pekalongan, dan Kota Pekalongan.

Baca juga: Profil Dodit Mulyanto, Komika Sukses Lulusan UNS Solo 

SPAM Petanglong memanfaatkan air dari Bendungan Jambangan dan Bendungan Kaliboyo sehingga memberi tambahan pasokan air baku bagi penduduk di tiga kabupaten tersebut.

“Selain itu kita juga harus mulai merawat lingkungan dengan menggalakkan penanaman mangrove agar kembali terbentuk garis pantai dan menangkal sedimen transport. Penanaman mangrove bisa mengisi daratan dan menjadikan ekosistem estuary semaki hijau dan kaya akan unsur-unsur yang menopang keberlangsungan kehidupan makhluk,” beber Hadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya