SOLOPOS.COM - Kapolres Boyolali, AKBP Asep Mauludin (kanan), memberikan penyuluhan terkait penyakit mulut dan kuku (PMK) di Pasar Hewan Karanggede, Minggu (15/5/2022). Saat itu, tim gabungan mengecek hewan ternak di Pasar Hewan Karanggede, Boyolali. (Istimewa/Polres Boyolali)

Solopos.com, BOYOLALI — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali akan menutup sementara semua pasar hewan yang berada di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah selama dua pekan untuk mencegah persebaran penyakit mulut dan kuku atau PMK di Boyolali.

Penutupan sementara pasar hewan di Boyolali akan dilakukan mulai Jumat (27/5/2022) hingga Jumat (10/6/2022). Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali, Lusia Dyah Suciati menyampaikan ihwal penutupan sementara seluruh pasar hewan di Boyolali tersebut saat dihubungi Solopos.com, Rabu (25/5/2022).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Rencananya akan ditutup mulai tanggal 27 Mei hingga 10 Juni,” kata dia.

Lusia mengatakan lima pasar hewan di Boyolali yang akan ditutup sementara adalah Pasar Hewan Cepogo, Pasar Hewan Ampel, Pasar Hewan Simo, Pasar Hewan Nogosari, dan Pasar Hewan Karanggede.

Ia berharap dengan penutupan sementara pasar hewan dapat mengendalikan dan mencegah persebaran penyakit mulut dan kuku semakin meluas. Dia menyampaikan data perkembangan kasus PMK di Boyolali hingga Rabu (25/5/2022).

Baca Juga : Pengumuman! Seluruh Pasar Hewan Boyolali Ditutup Sementara Mulai Besok

“Sampai tanggal 25 Mei [Rabu], kami telah melakukan tracking sejumlah 4.473 hewan dan ada 360 suspek. Dari hasil tersebut ada positif [PMK] 21. Kemudian dari positif dan suspek, 41 hewan telah sembuh,” jelas dia.

Ada pembagian daerah merah dan kuning berdasarkan hewan positif dan suspek. Untuk daerah merah atau daerah terdapat hewan positif, Lusia mengungkapkan ada di Kecamatan Mojosongo dan Ampel.

Untuk daerah kuning atau daerah suspek ada di enam kecamatan, yaitu Kecamatan Musuk, Tamansari, Gladagsari, Selo, Cepogo, dan Karanggede.

Penanganan Terpusat

“Pencegahannya selain menutup pasar hewan, kami juga melakukan penyemprotan di semua pasar hewan, semua kandang. Kemudian biosecurity untuk para peternak, pengobatan bagi hewan suspek dan positif,” kata dia.

Baca Juga : Kasus Sapi Terjangkit PMK di Sragen Bertambah, Jadi 14 Ekor

Lusia menjelaskan penyemprotan tidak hanya dilakukan di pasar hewan dan kandang, tapi juga sarana pengangkutan. Terkait penyemprotan disinfektan, Pemkab Boyolali berkoordinasi dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Boyolali.

Selain penyemprotan, Pemkab Boyolali juga menugaskan sejumlah dokter hewan untuk mengobati ternak yang sakit. Mereka, kata Lusia, berada di bawah koordinasi Disnakkan Boyolali.

Hewan-hewan yang suspek dan positif akan diberikan antibiotik, vitamin, dan penurun panas.

Secara terpisah, Bupati Boyolali, M. Said Hidayat, mengungkapkan penutupan pasar hewan didasarkan perkembangan penyakit mulut dan kuku yang terjadi di Boyolali.

Baca Juga : Seluruh Pasar Hewan di Klaten Ditutup Selama 2 Pekan, Ada Apa?

“Kami juga melihat situasi perkembangan dan arah kebijakan dari kawan-kawan kabupaten tetangga yang mengambil langkah penutupan pasar hewan untuk sementara waktu,” kata Said dalam rilis yang diterima Solopos.com, Rabu.

Said mengungkapkan penutupan pasar hewan juga dimaksudkan agar penanganan dapat lebih fokus di titik-titik daerah yang telah terlihat ada suspek penyakit mulut dan kuku.

“Langkah itulah yang harus kami ambil. Kami harapkan hal ini dapat didukung oleh seluruh masyarakat. Utamanya para pedagang dan peternak di Boyolali,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya