SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Triyono)

Proses seleksi perangkat desa di Boyolali dinilai amburadul.

Solopos.com, BOYOLALI — Seleksi penerimaan perangkat desa se-Boyolali dinilai amburadul. Jadwal pengumuman hasil tes molor melebihi jadwal yang ditentukan diduga menjadi ajang tarik ulur kepentingan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Kamis (9/11/2017), hampir di semua wilayah Boyolali tak ada pengumuman hasil tes sesuai jadwal, Rabu (8/11/2017). Tak sedikit peserta yang menanti di balai desa sejak Rabu siang, sore, hingga malam hari. Bahkan, di antara mereka ada yang menanti hingga Kamis (9/11/2017) dini hari. (Baca: Sikap Panitia Seleksi Perdes Andong Ini Bikin Pelamar Jengkel)

Selain pengumuman hasil tes yang molor dari jadwal, hasil tes juga dinilai banyak kejanggalan. Kasus di Desa Ngleses, Juwangi, misalnya, salah satu peserta yang tidak mengikuti ujian materi Matematika dan Pemerintahan Desa tetap keluar nilainya. Celakanya, nilai peserta absen itu justru mengalahkan peserta lainnya yang ikut ujian.

Kepala Desa Ngleses, Widodo, membenarkan adanya kejadian itu. Dia sendiri kaget atas insiden yang terjadi di desanya. Meski demikian, kondisi di wilayahnya hingga saat ini masih terkendali.

“Saya juga enggak tahu apakah nanti peserta pada protes ke kabupaten atau tidak, saya belum tahu,” jelasnya.

Widodo mengaku telah bertemu dan menanyakan insiden itu kepada panitia seleksi. Panitia seleksi akhirnya merevisi kembali hasil ujan. “Jujur harus diakui, pelaksanaan tes perangkat desa kali ini banyak sekali catatannya. Saya berharap hal ini tak terulang lagi,” jelasnya. (Baca: Anak Ikut Seleksi Perangkat Desa, Kades Diragukan Netralitasnya)

Sementara itu, kejadian janggal lainnya juga terjadi di Desa Pilangrejo,Juwangi. Di desa tersebut, tak ada satu pun calon perangkat desa yang lulus ujian tes. Akibatnya, tes seleksi bakal perangkat desa kembali diulang.

“Iya betul sekali [tak ada peserta yang lulus tes]. Nanti digelar seleksi lagi,” ujar Kepala Desa Pilangrejo, Jimin.

Kepala Desa Tawangsari, Teras, Yayuk Supriyanti, juga mencatat banyak kejanggalan dalam pelaksanaan tes ujian penerimaan perangkat desa. Sejumlah kejanggaan itu mulai molornya pengumuman hasil tes, tidak lulusnya peserta dari sarjana bernilai cumlaude, hingga munculnya nilai kosong.

“Ini kan tak masuk akal. Tes materi Pancasila kok dapat nilai kosong. Ini kan sudah tak masuk akal,” jelasnya.

Yayuk ingin menegaskan molornya pengumuman hasil tes sudah layak dipertanyakan. Hasil tes sebenarnya sudah keluar sejak Rabu dan mestinya bisa diumumkan hari itu juga. Namun, kenyataannya tetap ditunda hingga esoknya. “Ada apa gerangan?” ujarnya. (Baca: Cegah Kecurangan, Panitia Seleksi Perangkat Desa Simo Dikarantina)

Selain itu, lanjut dia, molornya pengumuman ini membawa konsekuensi hukum yang tidak kecil. Salah satuya bisa berbuntut seleksi batal demi hukum. “Artinya, pengumuman hasil tes ini sudah cacat demi hukum,” terangnya.

Sejumlah peserta ujian dengan tegas mengatakan molornya pengumuman hasil tes ini sudah terbaca arahnya, yakni tarik ulur kepentingan. “Semua juga sudah tahu, tak ada yang gratis untuk bisa jadi perangkat desa,” ujar Cahyo Utomo, peserta ujian dari Kecamatan Karanggede.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermasdes) Boyolali Purwanto, saat akan diminai konfirmasi mengenai permasalahan yang timbul setelah ujian tertulis perdes tersebut tidak berada di kantornya.

Saat dihubungi melalui telepon, Purwanto mengatakan akan mempelajari berbagai permasalahan tersebut. “Saya sedang di Semarang. Nanti kalau sudah pulang akan saya pelajari permasalahan-permasalahan itu,” ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya