SOLOPOS.COM - Sekda Jateng, Sumarno (mencangkul), tengah melakukan penanaman pohon di Kabupaten Semarang, Sabtu (26/11/2022). (Solopos.com-Humas Pemprov Jateng)

Solopos.com, UNGARAN — Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mencatat telah menanam 1.177.075 bibit pohon sepanjang tahun 2022, atau sejak Januari-Oktober 2022. Jutaan bibit pohon itu ditanam di berbagai wilayah di Jateng mulai dari Blora hingga Sukoharjo.

Bibit yang ditanam antara lain bibit tanaman kayu keras (kehutanan) dan Multipurpose Tree Species (MPTS). Bibit yang ditanam di antaranya jati, mahoni, sengon, akasia, aren, cemara, asam jawa, flamboyan, kelor, sirsat, beringin, jambu biji, pachira, mangga, nangka, mangrove, pucuk merah, trembesi, ketapang kencana, tabebuya, durian dan lainnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jutaan pohon itu ditanam pada lahan kritis. Hal itu menyusul banyak lahan kritis yang ditemukan di Jateng, sehingga perlu dilakukan penanaman pohon sekaligus untuk daerah aliran sungai.

“Ini bagian kecil upaya dari Pemprov Jateng berupa kontribusi ASN dan anggota Korpri dalam mengatasi problem lahan kritis. Kalau program dari OPD juga sudah masif di sana [penyelamatan lahan kritis]. Ini bentuk kepedulian gerakan teman-teman ASN untuk memotivasi masyarakat peduli masalah lingkungan karena problem lingkungan daerah aliran sungai,” kata Sumarno seusai melakukan penanaman pohon di Agro Gondang, Desa Jembrak, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Sabtu (26/11/2022).

Menurutnya, penyelamatan lingkungan merupakan tanggung jawab bersama. Hal ini menjadi hal penting terutama untuk menjaga ketersediaan air bersih di sumber mata air. Seperti dengan penanaman pohon. Harapannya, tanaman akan dirawat masyarakat. Jadi tanaman nantiya tidak hanya menguntungkan aspek ekonomi namun juga bisa berdampak pada pencegahan kebencanaan.

Baca juga: Lahan Kritis Wonogiri Terluas di Jateng

“Di satu sisi ada aspek ekonomi, di satu sisi ada aspek yang lebih penting yaitu aspek kebencanaan. Kebencanaan di atas, kebencanaan di bawah. Sekarang banjir tidak hanya di bawah (dataran rendah) problemnya tapi di atas (dataran tinggi) juga problem masalah banjir karena kondisi yang seperti ini,” terangnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jateng, Widi Hartanto, mengatakan pemilihan lokasi penanaman di Desa Jembrak karena memang ada perubahan lahan. Awalnya banyak tanaman di perbukitan, namun saat ini menjadi kritis. Oleh karenanya, di lahan seluas 2,5 hektare itu dilakukan penanaman pohon.

“Sehingga dilakukan penanaman untuk mendukung penyelamatan daerah aliran sungai Tuntang yang merupakan daerah prioritas, yang harus dipedulikan,” kata Widi.

Baca juga: Semangat Tanam Pohon dan Bikin Biopori SMPN 7 Solo di Hari Air Sedunia

Adapun bibit yang ditanam total 602 bibit, yang akan dibagikan ke masyarakat ada 3.000 bibit. Untuk bibit yang ditanan berupa bibit tanaman kayuan antara lain beringin, aren, gayang yang merupakan tanaman langka, gondang, kluwak dan bibit tanaman serbaguna seperti mangga, jambu kristal, durian, petai dan beberapa tanaman hutan.

“Kami melakukan kegatan rehabilitasi hutan dan lahan. Mulai dari penghijauan ini sudah kita lakukan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya