SOLOPOS.COM - RSUD Dr Moewardi Solo. (Liputan6.com)

Solopos.com, SOLO -- Selain melayani terapi plasma konvalesen untuk pasien Covid-19, RSUD dr Moewardi (RSDM) Solo kini juga menerima donor apheresis. Direktur RSDM, Cahyono Hadi, mengatakan donor darah apheresis kali pertama di RS tersebut dilakukan pada Senin (25/1/2021).

Metode pengobatan atau terapi plasma ini menggunakan plasma darah penyintas atau pasien Covid-19 yang sudah sembuh dan memiliki kondisi kaya antibodi poliklonal.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Sebelumnya kami hanya melakukan terapi plasma konvalesen terhadap pasien Covid-19 dengan suplai  apheresis dari Palang Merah Indonesia [PMI],” katanya kepada wartawan, Kamis (28/1/2021).

Baca Juga: Apes! Pedagang Di Sukoharjo Ini Sedang Menggoreng Bakwan Saat Warung Tertabrak Truk

Cahyono mengatakan donor apheresis untuk terapi plasma konvalesen bertempat di Ruang Laboratorium Patologi Klinik RSDM yang berada di Gedung Wijaya Kusuma lantai II.

“Terapi plasma konvalesen merupakan metode terapi tambahan untuk penyembuhan pasien Covid-19 yang dalam kondisi derajat sedang hingga kritis,” imbuh Hadi.

Pelaksanaan donor apheresis untuk terapi plasma RSUD dr Moewardi Solo dilaksanakan setelah melalui serangkaian pemeriksaan pada calon pendonor. Proses donor apheresis berjalan sekitar 45 menit.

Baca Juga: Terima SK Plt Dari Bupati Sragen, Pimpinan SKPD Ini Pakai Celana Pendek

Pengambilan Plasma

Dalam sehari, RSDM bisa melayani hingga lima donor apheresis. Proses pengambilan plasma darah untuk terapi tersebut berbeda dengan donor darah biasa.

Untuk mengambil plasma darah, digunakan alat apheresis untuk memisahkan antara sel darah merah, sel darah putih, trombosit dan plasma konvalesen.

Selain itu, terdapat sejumlah alat dukung, seperti blood bank, freezer dan cold centrifuge. Sejumlah syarat untuk menjadi pendonor plasma konvalesen, antara lain orang yang telah sembuh dari Covid-19 dengan bukti hasil swab negatif.

Baca Juga: Cerita Di Balik Transformasi Lahan HP 16 Solo: Pernah Jadi Tempat BABS dan Pembuangan Mayat

Pendonor diutamakan laki-laki dan jika calon donor perempuan, syaratnya belum pernah hamil yang dipastikan dengan pemeriksaan. “Tidak memiliki komorbid [penyakit penyerta], serta kondisi kesehatan diperiksa baik secara fisik maupun melalui pemeriksaan laboratorium,” jelas Kepala Instalasi Laboratorium Patologi Klinik, Diah Pramudianti.

Pendonor harus memiliki kadar antibodi tinggi yang dibuktikan dengan pemeriksaan khusus di laboratorium rujukan. Alurnya, pendonor bisa langsung datang ke RSDM dengan membawa bukti swab positif dan negatif lalu melalui sejumlah pemeriksaan baru boleh mendonorkan darahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya